TASIKMALAYA,FOKUSJabar.id: Untuk mengetahui tingkat kerawanan dan risiko dari sebuah bencana, Pemkot Tasikmalaya mulai menyusun Kajian Risiko Bencana (KRB).
Dalam penyusunan KRB sendiri, Pemkot Tasikmalaya melalui BPBD melibatkan ahli dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Pusat, BPBD Provinsi Jawa Barat.
Termasuk dari Tenaga ahli dari akademisi Perguruan Tinggi serta sejumlah OPD dan stakeholder lainnya.
BACA JUGA:
Awal Oktober 2023, Maskapai Citilink Indonesia Terbang di Tasikmalaya
“KRB ini merupakan hal yang penting agar pemerintah Kota Tasikmalaya dapat melakukan mitigasi bencana secara tepat dan terukur terhadap potensi bencana,” ungkap Sekda Kota Tasikmalaya, Ivan Dicksan Hasannudin saat membuka KRB di Grand Metro Tasikmalaya, Selasa (19/9/2023).
Ia menjelaskan, kajian risiko bencana ini akan menjadi sebuah dokumen dan acuan bagi pemerintah daerah dalam melakukan penanganan dan antisipasi dampak bencana.
BACA JUGA: HUT ke-78, Sekda Kota Tasikmalaya Minta PMI Berkiprah untuk Masyarakat
“Ini sebuah dokumen penting dan menjadi pedoman bagi perencanaan daerah dan menjadi kesepahaman semua unsur pentahelix kebencanaan di wilayah Kota Tasikmalaya,” jelasnya
Menurut Dia, adanya dokumen risiko kebencanaan akan menyiapkan diri untuk melakukan mitigasi bencana sehingga meminimalisir dampak bencana.
“Bencana seperti gempa bumi, longsor, banjir, hidrometeorologi, gunung meletus, kebakaran hutan dan lahan, cuaca ekstrim, kekeringan, tsunami dan lainnya, jika terjadi akan bisa diantisipasi dan diminimalisir dampaknya jika memiliki kajian risiko bencana,” ujar Sekda.
“Sejak terbentuknya Kota Tasikmalaya 22 tahun lalu, sejauh ini belum memiliki dokumen Kajian Risiko Bencana (KRB). Sehingga penyusunan kajian yang dilaksanakan hari ini sebuah langkah penting untuk mengetahui Kota Tasikmalaya secara detail dari sisi kerawanan bencana,”ia menambahkan.
Menurutnya, semua pihak perlu terlibat dalam melakukan penyusunan kajian bencana agar mengetahui dampak dan antisipasinya.
“Kita perlu lakukan kajian perencanaan sehingga bilamana terjadi bencana, siapa dan berbuat apa, kita minimalisir dampaknya dari sisi resiliensi, mitigasi, jalur evakuasi serta pola penanganannya,” pungkasnya.
(Seda/Anthika Asmara)