spot_img
Senin 6 Mei 2024
spot_img
More

    2 Caleg PSI Keluar Partai Gegara Prabowo

    JAKARTA,FOKUSJabar.id: Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mulai ditinggalkan beberapa kadernya pasca kunjungan capres Prabowo Subianto ke kantor DPP pada 2 Agustus 2023.

    Dua kader yang memilih mundur yakni Dwi Kundoyo dan Estugraha. Mereka merupakan caleg PSI untuk DPRD DKI Jakarta dan Kota Bogor.

    “Saya sekaligus menyatakan mundur sebagai caleg dan keluar dari PSI. Saya mundur dari keanggotaan PSI,” ungkap Dwi di sebuah kafe di Cikini, Jakarta Pusat, Senin (7/8/2023).

    Dwi menilai DPP PSI sedang ‘main mata’ dengan Prabowo dan disinyalir bakal merapat ke koalisi Partai Gerindra.

    “Menurut saya sudah mencederai apa yang selama ini saya perjuangkan. Saat masih mahasiswa dan menjadi Ketua Umum Senat Mahasiswa pada 1994 bersama teman-teman di Jakarta mendirikan Forum Komunikasi Senat Mahasiswa se-Jakarta (FKSMJ). Saat itu menjadi salah satu kekuatan untuk melawan pemerintahan otoriter Orde Baru,” kata dia.

    Dwi menceritakan ketika itu FKSMJ tidak tinggal diam melawan pemerintahan Soeharto, termasuk di dalamnya Prabowo. Salah satu praktik yang kental dan dilawan mahasiswa ketika itu yakni Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN).

    BACA JUGA: Gerbong PAN, Jeje dan Nisya Ahmad Bakal Nyaleg di 2024

    “Saya bersyukur TNI ketika itu memecat Prabowo. Rasa syukur itu bertambah besar ketika rezim pemerintahan lepas dari pemerintahan Soeharto. Penolakan terhadap Prabowo sudah saya suarakan sejak bergabung di dalam HMI,” tutur dia, melansir IDN.

    Dwi mengaku pada Pemilu 2014 dan 2019, ia memilih Jokowi sebagai capres. Sebab, rekam jejaknya baik, sehingga tidak memilih Prabowo.

    “Karena Prabowo dan pengikutnya tidak berhenti memainkan isu SARA. Mereka bergandengan tangan dengan kelompok radikal dan intoleran,” ujarnya.

    Selain itu, sejarah juga mencatat Prabowo kerap disebut-sebut sebagai dalang penculikan aktivis pada 1998. Sebagian dari aktivis 98 itu hingga kini masih ada yang belum kembali.

    “Keluarga korban hingga kini masih mencari keadilan. Mereka berharap keluarganya yang diculik bisa kembali ke pangkuan keluarga,” kata Dwi.

    Sebelumnya, kader PSI lainnya yakni Mohamad Guntur Romli sudah menyatakan secara terbuka mundur dari parpol yang ikut membesarkan namanya itu. Sama seperti Dwi dan Estugraha, Romli memilih hengkang dari PSI karena melihat parpol yang punya jargon partai anak muda itu ada sinyal kedekatan dengan Prabowo.

    “Mulai hari ini saya menyatakan keluar dari PSI, sebagai anggota dan kader PSI,” ujar Romli ketika memberikan keterangan pers pada Jumat, 4 Agustus 2023.

    Romli memilih keluar dari PSI dengan alasan perkembangan terakhir yang terjadi di DPP membuatnya tidak nyaman. Dia mengatakan tidak diberi tahu soal kehadiran Prabowo di kantor DPP PSI. Ia makin terkejut karena dulu di pemilu 2019, pernah memberikan penghargaan berisi kalimat satir untuk pria yang kini menjabat sebagai Menteri Pertahanan itu.

    “Saya sungguh terkejut, karena masih ingat Januari 2019, PSI pernah memberikan ‘Award Kebohongan Terlebay’ pada Prabowo Subianto,” tutur dia.

    Kebohongan yang dibuat Prabowo yakni soal selang cuci darah di RSCM yang digunakan berkali-kali ke puluhan pasien berbeda. Namun, hal itu dibantah Direktur RSCM saat itu. Romli mengaku tidak benci Prabowo dan tetap menghormatinya selaku politikus.

    (Agung)

    Berita Terbaru

    spot_img