BANDUNG,FOKUSJabar.id: Ketua Umum KONI Jabar, M. Budiana sangat menyayangkan atas perlakuan tidak adil dan tidak fair play yang diterima atlet pencak silat asal Jabar, Bayu Lesmana saat berlaga di SEA Games XXXII Kamboja. Seperti diketahui, Bayu Lesmana dikabarkan dipaksa mengalah atas pesilat tuan rumah Kamboja, Non Sromoachkhoram saat akan berlaga pada babak final pencak silat SEA Games XXXII di nomor tanding kelas under 45 kg (U-45 kg), Rabu (10/5/2023) waktu setempat, sehingga harus puas dengan medali perak.
“Saya selaku Ketua Umum KONI Jabar yang turut serta membina atlet bersama dengan IPSI Jabar, tentunya sangat-sangat prihatin dengan kejadian tidak adil yang menimpa Bayu Lesama. Kami sangat-sangat prihatin karena di ajang multieven internasional setingkat Asia Tenggara masih terjadi hal seperti itu dan ini jadi catatan penting bagi penyelenggaraan,” kata Ketua Umum KONI Jabar, M. Budiana saat ditemui di gedung KONI Jabar, Jalan Pajajaran Kota Bandung, Kamis (11/5/2023).
Budiana berharap, pihak KOI maupun jajaran pimpinan kontingen Indonesia di SEA Games XXXII Kamboja untuk segera melakukan pembelaan bagi atlet yang bersangkuatn. Selain itu, memberi penjelasan kepada PB IPSI secara langsung terkait kejadian perlakuan tidak adil tersebut.
“Jangan dibiarkan. Kalau ada pembiaran dan atlet tidak dibela saat mendapat perlakuan tidak adil maka tanda tanya besar bagi kontingen Indonesia,” kata dia.
Komandan kontingen (CdM) serta seluruh perangkat ofisial kontingen Indonesia harus lebih dulu menyoal terkait kejadian tersebut. Meski demikian, Budiana yakin dan tetap ber-husnudzon jika para pimpinan kontingen, hingga manajer tim pencak silat Indonesia sudah bergerak merespon kejadian tersebut.
“Apa yang sudah dilakukan oleh pimpinan kontingen Indonesia di SEA Games XXXII maupun manajer tim terhadap atlet silat ini harus dibuka ke publik. Kalau sudah bagus dan kalau pun belum segera dirilis ke media sehingga semuanya jelas seperti apa persoalan yang terjadi dan tidak simpang siur. Kalau benar ini terjadi, ini merupakan perlakuan yang sangat-sangat tidak adil dan kami benar-benar prihatin,” Budiana menuturkan.
Pihak KONI Jabar, lanjut dia, akan menyerahkan terkait permasalahan tersebut kepada pihak KOI serta jajaran kontingen Indonesia SEA Games XXXII. Kejadian yang menimpa Bayu Lesmana, tidak dalam konteks persiapan Jabar menuju PON XXI di Sumatera Utara dan Aceh pada tahun 2024 mendatang.
“Yang secepatnya akan kami lakukan yakni akan membesarkan hati Bayu Lesmana agar tidak kecil hati, kendor semangat atas perlakuan tidak adil yang dia terima. Itu yang secepatnya akan kita lakukan karena Bayu Lesama ini atlet kebangaan dan andalan Jabar,” Budiana menegaskan.
BACA JUGA: Respon Santai Ridwan Kamil Tanggapi Keluarnya Dedi Mulyadi dari Golkar
Seperti diketahui, kejadian tidak adil yang menimpa atlet pencak silat Indonesia di SEA Games XXXII, Bayu Lesmana ramai menjadi perbincangan setelah sebuah video curahan hatinya viral di lini masa media sosial. Video tersebut merupakan rekaman video call Bayu Lesmana dengan salah satu pelatihnya di Kota Bandung, Andra R. Malela dan diposting di akun instagram @i.paramour.
Andra menuturkan, Bayu Lesmana merupakan atlet asal Kota Bandung dan sudah berlatih dengannya sejak kecil. Bahkan setiap akan bertanding di ajang SEA Games XXXII, Bayu selalu mengirimkan pesan dan meminta doa serta dukungan dari dia serta rekan-rekannya di Kota Bandung.
“Termasuk saat akan final di kelas U-45 kg putra, Bayu nge-chat saya dan mengatakan ‘Kak doain Bayu mau bawa emas ke Rancamanyar (rumah Andra)’. Saya pun mendoakan dan memberikan motivasi kepada Bayu, bahkan saya dan rekan-rekannya sudah bersiap menonton siaran langsung pertandingannya di youtube,” kata Andra saat dihubungi melalui telepon selularnya.
Pesilat Kamboja, Non Sromoachkhoram maju ke babak final setelah menang WO atas pesilat Malaysia, Muhammad Khairul Shaddad Ardi. Sedangkan Bayu Lesmana mengalahkan pesilat Singapura, Dhani Andika Bin Razali dengan skor telak 31-15.
Namun selang beberapa menit, lanjut dia, Bayu mengirimkan pesan WhatApps dan mengatakan dia batal untuk bertanding di partai final nomor tanding kelas U-45 kg putra menghadapi pesilat tuan rumah Kamboja, Non Sromoachkhoram.
“Dia disuruh walk out atas permintaan tuan rumah Kamboja dan saya bersama rekan-rekan disini sendiri mempertanyakan kenapa bisa WO padahal Bayu tidak cedera bahkan sedang melakukan pemanasan. Kami sangat menyayangkan kejadian ini karena tahu bagaimana perjuangan Bayu untuk bisa berlaga di SEA Games XXXII membela Indonesia sampai harus menurunkan berat badannya hingga 8 kg,” Andra menuturkan.
Andra pun mengaku jika para pelatih pelatnas pencak silat Indonesia sudah berupaya semaksimal mungkin agar Bayu Lesmana bisa bertanding di babak final. Pasalnya, peluang Bayu untuk membawa medali emas di Tanah Air sangat besar dan bisa mengalahkan pesilat tuan rumah Kamboja, Non Sromoachkhoram.
“Namun upaya itu gagal dan kalah atas tuan rumah dengan berbagai kepentingan maupun kewenangan yang mereka punya. Terkait alasannya, kita tidak tahu pasti seperti apa. Tapi intinya, kami sangat menyayangkan kejadian itu. Bayu itu berasal dari keluarga yang kurang mampu dan punya mimpin untuk membangun rumah serta memberangkatkan orang tuanya ke umrah. Tapi dengan kejadian ini, mimpi yang sudah didepan mata itu dibuyarkan dengan perlakukan yang tidak adil,” kata Andra.
(Ageng)