BANDUNG,FOKUSJabar.id: Jelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 situasi politik di Jawa Barat (Jabar) semakin terasa. Sejumlah tokoh nasional/ketua partai sudah mulai turun menyapa masyarakat. Tak terkecuali Ketum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Terlebih, mereka yang bakal maju sebagai bakal calon presiden/wakil presiden.
Sejauh ini, baru nama Anies Baswedan yang sudah memancar menjadi sosok calon Presiden.
BACA JUGA: AHY Ingin Perkuat Kualitas Pendidikan di Indonesia
Anies Baswedan diusung Partai Nasional Demokrat (NasDem), Partai Demokrat (PD) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Namun ketiga partai tersebut hingga kini belum mendeklarasikan calon pendamping Anies Baswedan. Meski nama AHY menjadi yang paling mentereng.
AHY mengungkapkan, bakal calon wakil presdien pendamping Anies Baswedan harus memenuhi sejumlah kriteria.
“Ada sejumlah kriteria. Mudah-mudahan bisa menjawab menghadirkan figur yang memenuhi kriteria,” kata AHY saat Safari Ramadhan dan bertemu milenial di Kota Bandung, Selasa (28/3/2023).
Menurut Ketum Partai Demokrat, tiga partai koalosi perubahan dan perbaikan telah menandatangani piagam kesepakatan.
Isi piagam tersebut memberi ruang kepada Anies Baswedan untuk menentukan pasangannya nanti.
“Kami tak ingin berandai-andai. Kami ingin semua diserahkan ke Mas Anies. Yang jelas, kami ingin memberikan masukan positif dan diperlukan sebagai faktor penguat menjawab kriteria itu,” katanya.
Ketika disinggung bolehkah Parpol lain bergabung ke koalisi perubahan dan perbaikan? Partai Golkar misalnya, AHY menegaskan selalu terbuka ruang.
Syaratnya, haus memiliki satu tujuan. Yakni membawa perubahan dan perbaikan untuk negeri. Bukan agenda lain.
“Kami membuka ruang termasuk kepada Parpol lain yang masih terus mencari format. Karena per hari ini belum ada yang definitif terbentuk dalam koalisi yang sudah paten,” ungkap AHY.
BACA JUGA:
AHY Kritik Program Food Estate Jokowi
Semua sedang berproses dan pihaknya pun menghargai proses yang dilakukan Parpol lain.
“Tapi kami juga mohon dihargai dan dihormati proses yang sedang kami jalankan. Prinsipnya, terbuka kepada siapa pun yang mempunyai tujuan sama membawa perubahan dan perbaikan. Artinya, bukan hanya sekedar ingin bergabung kemudian ikut-ikutan dan berkuasa,” pungkasnya.
(Anthika Asmara)