spot_img
Sabtu 20 April 2024
spot_img
More

    Ini Cara SMKN 1 Pacet Kabupaten Cianjur Kendalikan Ketahanan Pangan

    CIANJUR,FOKUSJabar.id: Menyandang status sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), Sekolah Menengah Kejuruan SMKN 1 Pacet, Kabupaten Cianjur terus konsisten mengembangkan dan memasarkan berbagai komoditas pertanian.

    Hebatnya, tak hanya sukses mengembangkan dan memasarkan komoditas pertanian seperti berbagai tanaman hortikultura, SMKN 1 Pacet yang berada dalam lingkup Kantor Cabang Dinas Pendidikan (Cadisdik) Wilayah VI Jawa Barat ini pun, berhasil menghadirkan ragam inovasi produk olahan.

    Hal itu tentu patut mendapat apresiasi. Pasalnya, tak hanya berhasil membekali para siswanya dengan kompetensi dan tuntutan dunia kerja, SMKN 1 Pacet juga tentu dapat menjadi role model konsep ketahanan pangan yang dikembangkan dunia pendidikan.

    Seperti diketahui, ancaman krisis global yang disebut-sebut akan berdampak pada krisis pangan saat ini menjadi isu masyarakat di hampir seluruh belahan dunia menyusul hadirnya tiga fenomena C yakni Climate Change atau perubahan iklim, Covid-19 dan Conflict atau konflik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina.   

    BACA JUGA: Bangunkan GLS, Disdik Jabar Bumikan Lentera Mahardika

    Karenanya, langkah SMKN 1 Pacet, Kabupaten Cianjur untuk mengembangkan potensi pertanian dan makanan olahan serta pemasaran tanaman holtikultura memberikan angin segar bagaimana konsep ketahanan pangan dapat dilakukan di setiap lini termasuk satuan pendidikan. 

    Kepala Sekolah SMKN 1 Pacet, Ida Yuniati Surtika mengungkapkan, sejak menyandang status sebagai BLUD, pihaknya terus berinovasi untuk mengembangkan sektor pertanian.

    Menurut Ida, dengan basic konsentrasi keahlian di bidang pertanian, dalam perjalanannya, saat ini ada berbagai tanaman hortikultura yang dikembangkan SMKN di Jalan Hanjawar Pacet No.25 Desa Cibodas, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur ini. Termasuk juga berbagai produk olahan dari hasil pertanian tersebut. 

    Ida Yuniati memaparkan, disamping sebagai rintisan dunia usaha, salah satu target dari pengembangan sektor pertanian di SMKN 1 Pacet, tak lain bagaimana kemudian menyebarkan ketertarikan kalangan muda dalam hal ini para siswa terhadap sektor pertanian.

    Pasalnya menurut Ida, disamping menjadi bagian dari program pemerintah dalam upaya mewujudkan ketahanan pangan, sektor pertanian juga relatif tidak terpengaruh dengan berbagai situasi saat ini seperti pandemi Covid-19.

    “Generasi muda ini harus tertarik dengan pertanian, karena pertanian ini selain program pemerintah sebagai ketahanan pangan dan juga tidak terpengaruh oleh situasi apapun. Yang namanya ketahanan pangan itu tidak terdampak (pandemi Covid-19), walaupun secara harga ada beberapa yang fluktuatif,” papar Yuniati Surtika.

    Dikatakan Ida, SMKN 1 Pacet merupakan satu dari 35 SMK di Jabar yang menyandang status Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). Melalui status BLUD, hingga saat ini SMKN 1 Pacet telah mengembangkan dan memasarkan berbagai komoditas pertanian termasuk produk olahannya. Bahkan menurut Ida, SMKN 1 Pacet kini telah memiliki produk unggulan salah satunya yaitu komoditas paprika. 

    “Jadi kita kembangkan Paprika ini karena cocok daerahnya. Tapi ada juga beberapa jenis komoditas lain selain paprika,” katanya. 

    Menurut Ida, secara geografis letak SMKN 1 Pacet sangat diuntungkan. Baik itu dari kontur maupun ketinggian tanah yang mendukung untuk menghasilkan produk pertanian berkualitas. 

    Ida menambahkan, pemilihan paprika juga bukan tanpa alasan. Karena sepengetahuannya, paprika juga merupakan salah salah komoditas pertanian yang kerap dibutuhkan oleh hotel, restoran, supermarket hingga pasar tradisional yang notabene penunjang keberlangsungan lokasi wisata. 

    “Karena kita ada di wilayah pariwisata dan pertanian, oleh karena itu kita kembangkan potensi yang ada di Kabupaten Cianjur, khusus ini di Desa Cibodas, Kecamatan Pacet,” katanya.

    Kendati demikian, Ida mengaku, bahwa Paprika bukan satu satunya hasil pertanian yang menjadi produk BLUD dari siswa di SMKN 1 Pacet. Pihaknya juga melakukan inovasi dengan menciptakan produk olahan seperti minuman tradisional “Bandrek Jempol”, jamu “Herb Way Empon-empon”, keripik jamur “Masaru” dan keripik paru nabati “Savana”.

    Termasuk mengembangkan dan memasarkan tanaman hias jenis aglaonema, kuping gajah, alokasia dan katsuba. 

    Ida melanjutkan, meskipun basic dari SMKN 1 Pacet adalah pertanian, namun terdapat beberapa konsentrasi keahlian lainnya, seperti perhotelan, tata boga dan teknik komputer jaringan (TKJ). Dari semua konsentrasi keahlian tersebut dikemas menjadi sebuah Agro Eko Eduwisata (Agro Kalter).

    Tak ayal, dengan status BLUD yang disandang SMKN 1 Pacet saat ini pun tengah mengelola hotel yang terdapat di lingkungan sekolah. 

    “Ketika pertanian ini menjadi icon maka konsentrasi keahlian yang lain itu menjadi kolaborasi, pendukung untuk kegiatan. Jadi yang dieksposenya pertanian tapi (konsentrasi keahlian) yang lainnya ikut mendukung untuk mengembangkan di pertanian,” paparnya. 

    Disinggung terkait dukungan Dinas Pendidikan (Disdik) Jawa Barat melalui Cadisdik Wilayah VI Jabar, Ida mengaku, sangat bersyukur karena dukungan dari Dinas Pendidikan Jabar maupun Cadisdik Wilayah VI sejauh ini sangat luar biasa besar dalam mendorong pengembangan BLUD di SMKN 1 Pacet.

    “Misalnya saja dengan mengumpulkan kepala sekolah untuk melaksanakan sosialisasi BLUD tahap II. Jadi sangat suport beliau untuk pengembangan ke depan SMK terutama yang dipersiapkan untuk BLUD tahap dua,” tandasnya.

    Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Jabar, Dedi Supandi mengatakan, omset produk yang berkaitannya dengan pertanian, agriculture maupun peternakan pada SMK BLUD se-Jabar dapat menjadi fleksibilitas pengelolaan keuangan dalam rangka pengembangan sekolah itu sendiri. Terlebih ketahanan pangan menjadi salah satu sektor yang tangguh di masa Pandemi Covid-19. 

    Namun dengan hadirnya BLUD yang berkaitan dengan pertanian maupun peternakan, tidak hanya diharapkan bisa turut menjadi penggerak untuk meningkatkan ekonomi. 

    “Harus juga menjadi pola peningkatan kemampuan siswa yang menjadikan siswa ini menjadi wirausahawan wirausahawan muda yang mandiri,” ujar Dedi Supandi.

    Dedi Supandi tak menampik, memang ada sejumlah tantangan yang dihadapi. Karena itu, dia mendorong agar terciptanya inovasi produk dan strategi penjualan yang tepat sasaran. Termasuk menjaga kepercayaan pengguna jasa, pembeli produk maupun mitra industri dengan terus meningkatkan kualitas produk maupun jasa.

    Terkait, proses pembelajaran juga pihaknya mengupayakan agar disesuaikan dengan kondisi terkini yang ada di masyarakat, yaitu melalui pemutakhiran sarana dan prasarana.

    BACA JUGA: Produk Masker SMKN 1 Losarang Indramayu Dikirim Ke China

    “Jadi jangan sampai anak-anak SMK ini melakukan pembelajaran dengan sarana dan prasarana yang terdahulu, sementara kondisi yang di luar (sekolah) sudah berubah. Itu yang harus di-update,” katanya.

    Dengan status SMKN BLUD, ditargetkan ke depan dapat menciptakan kemandirian bagi siswa.

    “Jadi tidak lagi lulusan SMK ini hanya kerja di pabrik, tapi bagaimana mereka ini membuka peluang peluang kerja yang sesuai dengan pasar dan industri. Sehingga lulusan SMK BLUD mampu mencetak menjadi konsep wirausaha,” pungkasnya.

    Berita Terbaru

    spot_img