spot_img
Sabtu 20 April 2024
spot_img
More

    Mahfud MD: Ada Motif Sensitif di Pembunuhan Brigadir J

    JAKARTA,FOKUSJabar.id: Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Mahfud MD buka suara terkait motif sensitif dan hanya boleh didengar oleh orang dewasa dalam pembunuhan Brigadir J.

    Mahfud MD mengatakan, mendapatkan sejumlah informasi terkait motif tewasnya Yosua. Mulai dari dugaan pelecehan hingga perselingkuhan empat segi.

    “Kenapa saya katakan motifnya sensitif, karena pertama, katanya ada pelecehan. Pelecehan itu apa sih? Apakah membuka baju atau apa? Itu kan (isu) untuk orang dewasa,” kta Mahfud, Rabu (10/8/2022) malam.

    BACA JUGA: Penyidik Polda Metro Jaya Ikut Diperiksa Terkait Kasus Brigadir J

    “Nah, ini siapa yang bercinta dengan siapa? Motif terakhir, katanya ada upaya untuk memperkosa. Itu kan hal yang sensitif,” kata dia.

    Ia pun meminta kepada publik agar jangan mendesaknya membuka itu semua. Lebih baik, kata Mahfud, isu terkait motif dijelaskan oleh pihak kepolisian saja.

    “Nanti, biar polisi yang membuka ke publik karena uraiannya panjang. Lalu, dibuka oleh jaksa di pengadilan. Kalau tanya ke saya, nanti malah keliru,” katanya, seperti dilansir IDN.

    Selain itu, Mahfud juga menyebut informasi terkait motif tidak bisa diungkap begitu saja. Perlu dikonstruksikan lebih dulu sesuai fakta hukum.

    “Saya juga dapat informasi yang mungkin belum pernah muncul di publik. Baik itu dari Komnas HAM, LPSK, senior-senior di Polri, orang per orangan hingga senior di tentara. Hampir tiap malam saya berkoordinasi dengan Kapolri,” ujarnya.

    Salah satu momen koordinasi secara tatap muka ketika Mahfud dan Kapolri Jendeal (Pol) Listyo Sigit Prabowo sama-sama menghadiri acara pernikahan putri Anies Baswedan.

    “Saya datang, dia (Kapolri) datang. Lalu, kami duduk berdua di pojok. Jadi koordinasi dilakukan di situ,” tutur dia.

    Lebih lanjut, Mahfud menjelaskan pengungkapan kasus ini sangat penting bagi Polri. Apalagi citra Polri dipertaruhkan dalam kasus ini.

    “Kalau ada orang mati di rumah dinas petinggi Polri dan pelaku mengarah ke orang Polri, lalu tidak diungkap, maka negara ini akan hancur. Padahal, Polri itu satkernya ribuan. Dalam sehari, jumlah laporan yang ditangani mencapai ratusan ribu,” ungkap Mahfud.

    (Agung)

    Berita Terbaru

    spot_img