FOKUSJabar.id: Bulan Dzulhijjah merupakan bulan yang dinanti oleh umat Islam, karena memiliki berbagai keutamaan.
Umat Islam berlomba mengisi bulan ini dengan berbagai amalan sunnah seperti puasa Dzulhijjah dari tanggal 1-9, shalat malam dan amalan sunnah lainnya.
Bulan ini juga merupakan salah satu dari empat bulan haram dalam Islam, yakni Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab. Hal ini sebagaimana dalam firman Allah SWT dalam surat At-Taubah ayat 36:
“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah 12 bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, diantaranya empat bulan haram. Itulah [ketetapan] agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu”, (QS. At-Taubah:36).
BACA JUGA: Viral Pernikahan Dibawah Umur, Netizen Berikan Penjelasan
Dalam bulan haram ini, umat Islam ditekankan untuk lebih memperbanyak perbuatan baik dengan melakukan amalan dan ketaatan kepada Allah serta menjauhi perbuatan keji dan melakukan tindakan atau perbuatan haram.
Karena sebagaimana diriwayatkan Ibnu Abbas, perbuatan baik atau amal saleh dalam bulan ini akan Allah lipat gandakan ganjarannya, demikian pula dengan perbuatan dosa maka dosanya akan dilipatgandakan pula.
Terkait bulan Dzulhijjah, ada beberapa amalan yang dianjurkan pada bulan mulia ini. Selain ibadah haji bagi yang mampu, shalat Idul Adha dan berkurban bagi yang mampu, juga ada amalan penting yang dianjurkan.
Yakni puasa Dzulhijjah dari tanggal 1-9 yang bertepatan dengan tanggal 1-9 Juli 2022. Khusus untuk tanggal 8 Dzulhijjah dinamakan puasa Tarwiyah dan puasa Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah, diawali niat puasa.
Inilah niat puasa sunnah Dzulhijjah dalam hati yang dilakukan sebelum terbit fajar:
A. Mulai tanggal 1 sampai dengan tanggal 7
“Nawaitu shauma syahri dzilhijjah sunnatan lillahi ta’ala”. Artinya: “Saya niat puasa sunnah bulan Dzulhijjah karena Allah ta’ala”.
B. Tanggal 8 (puasa Tarwiyah)
“Nawaitu shauma tarwiyyata sunnatan lillahi ta’ala”. Artinya: “Saya niat puasa sunnah Tarwiyyah karena Allah ta’ala”.
C. Tanggal 9 (puasa Arafah)
“Nawaitu shauma arafata sunnatan lillahi ta’ala”. Artinya: “Saya niat puasa sunnah Arafah karena Allah ta’ala”.
Keutamaan 10 Hari Pertama Bulan Dzulhijjah
Beramal saleh pada 10 hari pertama bulan ini lebih utama dari pada berjihad di jalan Allah. Amal saleh itu umum bisa berupa solat sunat, baca Al Quran, dzikir, sedekah, saling tolong menolong dalam kebaikan, puasa dan amalan sunah lainnya.
Sebagaimana dalam hadits yang diriwayatkan Abu Dawud, At-Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad: “Tidak ada amal yang lebih utama dari pada sepuluh hari bulan Dzulhijjah. Mereka (para sahabat) Rasulullah bertanya, “Wahai Rasulullah, tidak pula jihad di jalan Allah?” Beliau menjawab. “Tidak pula jihad di jalan Allah, kecuali seorang laki-laki ke luar dengan jiwa dan hartanya di jalan Allah kemudian ia tidak kembali membawa sesuatu”. (HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad).
Dan juga disunahkan untuk menghidupkan malam-malam 10 Dzulhijjah dengan beribadah terutama dengan shalat tahajud. Minimal menghidupkan malam-malam itu dengan shalat Maghrib, Isya dan Subuh berjamaah. Dan di siang harinya dengan berpuasa.
Firman Allah SWT surat Al-Fajr ayat 2: “Walayaalin ‘asyr”. Artinya, “dan malam-malam yang sepuluh”.
BACA JUGA: Subuh Akbar Hijrah dari Masjid Agung Garut ke Teras Cimanuk
Terkait makna malam-malam yang sepuluh, ulama terbagi ke dalam dua pendapat. Pendapat pertama sekaligus pendapat mayoritas bahwa malam-malam yang dimaksudkan adalah hari-hari 10 Dzulhijjah, (Tafsir Juz Ámma, Ibnu Al-Utsaimin hal 188).
Berdasarkan hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah, radhiyallahu anhu, Rasulullah SAW bersabda yang artinya, “tidak ada hari-hari yang lebih Allah sukai untuk beribadah selain sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, satu hari berpuasa di dalamnya setara dengan setahun berpuasa, satu malam mendirikan shalat malam setara dengan shalat malam lailatul Qadar”.
(Farhan)