spot_img
Rabu 24 April 2024
spot_img
More

    Politikus Dibakar Hidup-hidup Gegara Isu WhatsApp di Meksiko

    MEKSIKO,FOKUSJabar.id: Seoarang politikus bernama Daniel Picazo dikeroyok ratusan massa, dibakar di lapangan dan kemudian digantung di negara bagian Puebla, Meksiko.

    Hal itu terjadi lantaran Daniel dirumorkan terlibat penculikan anak di Meksiko, yang tersebar melalui WhatsApp.

    Pejabat setempat mengatakan, aksi kekerasan tersebut merupakan tindakan barbarisme.

    Polisi yang berada di lokasi kejadian telah berusaha mengamankan Picazo. Namun serangan kerumunan massa membuat mereka kewalahan.

    BACA JUGA: Peternak di Thailand Beri Makan Ayamnya Dengan Ganja, Lebih Berkualitas!

    Daniel Picazo sedang mengunjungi rumah kakeknya di kota Papatlazolco, saat rumor penculikan anak menyebar lewat obrolan grup WhatsApp.

    BBC memberitakan, Picazo diserang dan dipukuli oleh massa yang berjumlah sekitar 200 orang pada Jumat (10/6/2022) ketika dia terpojok. Tubuhnya akhirnya diseret ke lapangan dan digantung.

    Polisi telah berusaha untuk campur tangan dan mengamankan Picazo di dalam mobil patroli. Tapi petugas kewalahan oleh serangan kerumunan penduduk desa, yang kemudian menyiram tubuhnya dengan bensin sebelum akhirnya dibakar hidup-hidup.

    Rumor tentang penculikan anak itu belum sepenuhnya terbukti. Tapi Daniel Picazo, yang bersama dengan seorang rekannya sedang berkunjung ke Puebla, langsung dihakimi oleh massa.

    Daily Mail memberitakan, massa yang marah akibat rumor itu memaksa Picazo dan rekannya keluar dari mobil dan menyerangnya.

    Mereka berdua dipukuli. Rekan Picazo berhasil melarikan diri dan bersembunyi di gedung terdekat.

    Orang tua Picazo mennyebut, anaknya berjalan di jalan dengan tangan terikat di belakang dan tubuhnya dibakar saat berlutut di depan orang-orang asing memohon bantuan.

    Picazo tinggal di Mexico City bersama orang tuanya. Dia bekerja sebagai penasihat politik National Action Party yang para anggotanya duduk di parlemen.

    Pemerintah kotamadya Huachinango, yang mengelola kota Papatlazolco, mengatakan bahwa aksi itu bukanlah keadilan tetapi tindakan barbarisme.

    “Pihak berwenang yang kompeten sudah menyelidiki apa yang terjadi untuk menentukan (siapa yang) tanggung jawab,” katanya, dikutip dari CBS News. Sampai saat ini polisi belum melakukan penangkapan.

    Pada Minggu (12/6/2022), pemerintah kota menulis unggahan di laman media sosial.

    “Jangan terkecoh dengan #FakeInformation! Pastikan untuk memverifikasi semua jenis informasi yang disebarkan melalui media apa pun,” tambahnya, seperti dilansir IDN.

    (Agung)

    Berita Terbaru

    spot_img