spot_img
Kamis 2 Mei 2024
spot_img
More

    Atalia Bantah Menutupi Kasus Pemerkosaan Santriwati

    BANDUNG,FOKUSJabar.id: Bunda Forum Anak Daerah (FAD) Atalia Praratya mengaku tidak menutup-nutupi kasus pemerkosaan terhadap santriwati di Kota Bandung beberapa waktu lalu.

    Pernyataan Atalia yang mengetahui kasus ini sejak Mei lalu, menjadi ramai perbincangan netizen dengan tudingan jika dirinya menutupi aksi kekerasan terhadap perempuan tersebut.

    “Sesungguhnya saya sangat memahami kemarahan netizen terhadap kondisi ini,” katanya dalam keterangan resmi, Senin (14/12/2021).

    Pihaknya menuturkan sejumlah klarifikasi untuk menjawab tudingan keras tersebut. Pertama, menurutnya Polda Jabar, UPTD PPA Jabar, P2TP2ZA kota kabupaten, kejaksaan tinggi, LPSK, dll telah bekerja dengan profesional sejak ditemukannya kasus ini.

    “Penjangkauan, pemeriksaan, pendampingan, trauma healing dll bagi korban dan proses hukum bagi pelaku sudah dilakukan, bahkan saat ini persidangan telah digelar untuk yang ke 6 kalinya. Untuk itu saya menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya,” kata dia.

    BACA JUGA: Menteri dan DPR Boleh Karantina Mandiri Pulang dari Luar Negeri, Kok Bisa?

    Tudingan soal menutupi kasus juga dibantah dirinya. Menghindari predikat pahlawan kesiangan dan cari sensasi, Atalia mengaku memilih fokus pada pemulihan kondisi para korban.

    “Saya tidak menutupi kasus ini dari media maupun publik. Tidak mengekspos bukan berarti menutupi. Sebagai Bunda Forum Anak Daerah Jabar, tugas saya memastikan para korban usia anak ini mendapat haknya dan mendapatkan perlindungan terbaik sesuai dengan UU Perlindungan Anak. Fokus pada solusi bukan sensasi,” kata dia.

    Dia menilai dinamika yang berkembang saat ini, dengan gencarnya pemberitaan di media massa dan media sosial seperti yang pihaknya khawatirkan, patut disayangkan.

    “Karena tiba- tiba ada banyak pihak yang berusaha mencari identitas dan mendekati para korban/orang tuanya untuk menggali cerita mereka, mengusik kembali hidup mereka,” kata Atalia.

    Dia meminta, semua pihak perlu memperhatikan kondisi psikologis para korban dan orangtua mereka. Ada 5 korban yang belum sekolah dan 3 korban dikeluarkan dari sekolah karena diketahui telah memiliki anak.

    “Kondisi mereka yang awalnya sudah mulai menerima keadaan, kini kembali cemas dan trauma. Bahkan ada yang ingin keluar dari sekolah dan pindah dari kampung halamannya,” katanya.

    Menurutnya perlindungan bagi korban, termasuk dari pemberitaan, penting agar korban lain pada kasus lain, berani melapor.

    “Sampai saat ini saya telah berkoordinasi dengan banyak pihak memastikan langkah cepat dan paling aman agar para korban dibawah umur ini mendapatkan hak periindungan sesuai dengan UU Perlindungan Anak, memastikan masa depannya, pendidikannya serta pengakuan hukum atas bayi yang dilahirkannya,” katanya.

    Pihaknya juga mengajak semua pihak, baik masyarakat maupun media massa untuk bersama-sama saling membantu memberikan rasa aman pada korban dengan fokus pada hukuman berat bagi pelaku, sehingga hal biadab seperti ini tidak terjadi lagi.

    BACA JUGA: Atalia: Hukum Pemerkosa Santriwati, Jangan Sudutkan Korban

    (Anthika Asmara)

    Berita Terbaru

    spot_img