BANDUNG,FOKUSJabar.id: Penanganan masalah sampah di Kota Bandung menjadi sorotan banyak pihak. Salah satunya dari Himpunan Pengusaha Wiraswasta (Hipwi), Forum Komunikasi Putera Puteri Purnawirawan dan Putera Puteri TNI-Polri (FKPPI).
Kedua organisasi ini menginisiasi kerja sama pengelolaan sampah berteknologi incinerator dengan Perumda Pasar Juara.
Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana menyambut baik hal itu, terlebih dengan hadirnya incinerator di lingkungan pasar, penanganannya bisa cepat teratasi.
“Sebetulnya kapasitas untuk sampahnya di pasar saja bisa selesai. Tapi ternyata kan di sini (pasar) ada dari warga juga,” kata Yana saat ditemui di Pengelolaan Kompos DLHK Bandung, Pasar Ciwastra, Jabar Kamis (25/11/2021).
Menurut dia, kolaborasi yang dijalin ini bisa menangani sampah di 37 pasar di Kota Bandung dengan baik.
BACA JUGA: Volume Sampah di Banjar Meningkat, Ini Penyebabnya
Penanganan masalah ini, kata dia, tidak hanya dilakukan secara parsial oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung saja. Namun, harus ada kolaborasi dan dukungan dari berbagai pihak.
Pemkot Bandung sangat terbuka tehadap pihak manapun yang ingin berkolaborasi mendukung program Kota Bandung dalam menyelesaikan segala permasalahan, termasuk penanganan sampah.
“Atas nama Pemkot Bandung saya mengucapkan terima kasih dan apresiasi atas kolaborasi ini. Hari ini kita saksikan satu hal yang konkret soal penanganan sampah di Kota Bandung,” kata dia.
Pihaknya mengajak seluruh masyarakat Kota Bandung untuk bisa mengolah dan memilah sampah di mulai dari sampah rumah tangga. Sehingga jumlah yang dikirim dari rumah tangga ke TPS dan TPA bisa semakin sedikit.
Sementara itu, Dirut Perumda Pasar Juara Herry Hermawan mengatakan, dari 37 pasar di Kota Bandung, 24 di antaranya sudah memiliki TPS dan ada empat pasar yang sudah dikerjasamakan pengolahannya.
“Empat pasar yang sudah kerja sama, yakni Pasar Ciwastra, Gedebage (dua pengolahan sampah) dan di Pasar Anyar,” kata Herry.
Dari empat pasar tersebut, kata dia, saat ini baru bisa menyelesaikan residu pengolahan sampah sekitar 25-30 persen.
BACA JUGA: Peringati Hari Guru Nasional ke-57, Anggota Korpri Dapat Uang Kadeudeuh
“Tapi itu dari pedagang. Jadi In Sya Allah sampah dari pedagang itu bisa selesai,” kata dia.
Adapun titik permasalahan pengolahan sampah di TPS pasar, yakni banyaknya masyarakat yang menitipkan sampahnya di tempat tersebut.
“Makanya kami akan mencoba incinerator ini dan akan kita kembangkan lagi. Mudah-mudahan masyarakat juga bisa mengerti bahwa sampah yang mereka buang ini harus diolah,” kata Herry.
(Yusuf Mugni/LIN)