BANDUNG,FOKUSJabar.id: Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Jawa Barat, Atalia Praratya mengatakan, pandemi Covid-19 sangat berdampak terhadap sektor ekonomi. Menurutnya, di tahun 2020 perekonomian Jawa Barat sempat terpuruk di angka -5,96 persen di tahun 2020.
“Kita tahun 2019 itu diangka 5 persen, jadi terbalik luar biasa, tapi ini lebih lumayan jika dibandingkan wilayah luar Jabar,” kata Atalia, pada acara Peluncuran Festival Fashion Lokal Jawa Barat secara virtual Senin (11/10/2021).
Menurutnya, dari sektor Usaha Kecil Mikro dan Menengah (UMKM), setidaknya ada sebanyak 58,263 UKM yang terdampak di masa pandemi.
BACA JUGA: Di-Scam Prudential, Wanda Hamidah Ngamuk di Sosmed
“Kerugian rata-rata UMKM itu rata-rata 80 persen, Ekonomi kreatif itu yang terdampak 14 ribuan di tahun 2020, sekarang berangsur membaik, sekitar 7 ribuan (yang terdampak),” kata ketua Dekranasda Jabar itu.
Atalia mengungkapkan, pelaku UKMK harus memiliki spirit inovatif untuk tetap bisa bertahan di masa pandemi. Penggunaan platform digital dapat menjadi salah satu solusi dalam hal sulitnya memasarkan produk-produk para pelaku UMKM.
“Selama ini mereka secara tradisional melakukan pemasarannya, di kios-kios, pasar, sehingga mau tidak mau sangat sulit sekali mereka mengakses atau diakses, sehingga digitalisasi sangat diperlukan,” ungkapnya.
Meski begitu, Jawa Barat memiliki potensi yang sangat besar. Produk-produk fashion Jawa Barat dinilai sangat diminati di tingkat Asia dan Eropa.
“Jadi fashion ini ekspor tertinggi ekraf Jawa barat, jumlahnya sampai 1613 juta USD, jadi fashion ini yang paling diminati seperti Malaysia, Timur Tengah, bahkan Eropa. Jadi digitalisasi akan mempermudah promosi, jadi tidak hanya di pasar lokal, nasional, bahkan global, kami beberapa kali sudah bisa mendorong para pelaku usaha yang mereka mendapatkan pesanan dari luar negeri, karena kita sudah mendapat mengakses teknologi,” jelasnya.
Atalia menambahkan, dalam rangka mengakselarasi pemasaran produk-produk fashion lokal UMKM Jawa Barat, Dekranasda Jabar kembali melakukan inisiasi dengan menggandeng Tokopedia.
“Kami dengan tokopedia sudah bekerja dengan baik, mulai pelatihan pemasaran, webminar, kelas online, termasuk membuat video edukasi, kami berupaya agar para binaan ini diberikan peluang untuk mengakses e-commerce tokopedia,” ucapnya.
Sementara itu, Senior Lead Fashion Tokopedia, Aldhy Darmayo, mengatakan Festival Fasyen Lokal Jawa Barat merupakan salah upaya untuk memberikan kesepatan para pelaku usaha fashion memasarkan produknya.
“Fashion di Jabar potensinya sangat besar, terus meningkat, hal ini mendorong kita untuk berkolaborasi dengan dekranasda maupun pelaku umkm di jabar untuk menggelar festival ini, kata Aldhy.
Menurutnya, Festival yang bekerjasama dengan Dekranasda Jawa Barat tersebut merupakan turunan dari inisiasif hyperlocal Tokopedia dengan tujuan mendekatkan pembeli dengan penjual demi pertumbuhan ekonomi Jawa Barat. Menurutnya, Festival Fasyen Lokal Jawa Barat ini akan digelar hingga 28 Oktober 2021.
“Ini sejalan dengan komitmen Tokopedia untuk mendorong produk umkm menjadi produk pilihan utama msayarakat,” ucapnya.
Aldhy mengungkapkan, terdapat banyak keuntungan yang didapat oleh penjual maupun pembeli yang terlibat dalam kampenye festival fashion lokal Jawa Barat. Mulai dari flashsale, voucher cashback, ongkos kirim gratis, maupun promosi produk.
“Pembeli selain mendukung umkm lokal, saat berpartisipasi mereka dapat produk unggulan, lalu flashsale produk terbaik dengan harga terjangkau, ongkir gratis, hadiah saat tokopedia flash, lalu ribuan voucher cash back. Penjual kita memberikan panggung seluas-luasnya untuk memasarkan produknya, ada voucher cashback, ada ads agar produknya lebih sering muncul, flashsale, promo fotoshoot produk, ada juga influencer,” ungkapnya.
BACA JUGA: Dekranasda-JNE Bersama Kembangkan UMKM Tangguh
(Yusuf Mugni)