spot_img
Minggu 19 Mei 2024
spot_img
More

    Pemerintah Jangan Buat Masyarat Galau Dengan Aturan PPKM

    JAKARTA,FOKUSJabar.id: Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Aher meminta pemerintah agar berani menentukan masa pembatasan terukur, jangan membuat rakyat galau dengan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat PPKM mingguan.

    “Penentuan kebijakan PPKM dalam masa satu minggu hanya membuat rakyat galau dan bingung karena tidak tahu sampai kapan kondisi membaik. Pemerintah seharusnya berani dan tegas menetapkan target waktu  pengendalian pandemi hingga situasi membaik,” katanya dalam keterangan medianya, Senin, 09/08/21.

    Netty mengatakan, pemerintah sebagai pengelola negara seharusnya mampu mengoptimalkan semua sumber daya di bawah otoritasnya untuk berani  menyebutkan kapan situasi membaik sehingga dapat memberikan rasa aman dan harapan pada rakyat.

    “Yakinkan masyarakat bahwa dengan strategi dan upaya yang dilakukan  pemerintah maka dalam waktu tiga  bulan ke depan, misalnya, kondisi akan membaik dan PPKM level 3-4  dapat dihentikan. Sebutkan dukungan apa yang diminta dari rakyat agar strategi pengendalian pandemi berhasil,” katanya.

    BACA JUGA: Pol Air Polres Ciamis Awasi PPKM Level-3 di Pangandaran

    Jika pemerintah tidak mampu membangun rasa aman dan harapan pada rakyat akan membaiknya situasi, maka jangan salahkan rakyat jika PPKM diperpanjang namun rakyat malah abai dan tidak peduli.

    “Mayoritas indikator kesehatan saat ini menunjukkan bahwa PPKM Level 3-4 belum optimal dalam mengendalikan kasus Covid-19 di berbagai daerah. Positivityrate serta angka  kematian masih konsisten di atas 1.000,” katanya.

    Netty mempertanyakan efektivitas langkah dan strategi pengendalian pandemi yang dilakukan pemerintah mengingat sudah lebih dari satu bulan penerapan PPKM  darurat dan PPKM level 3 – 4,  namun indikator kesehatan  di luar Jawa-Bali masih memprihatinkan.

    Data yang diterima Netty menyebutkan, angka kematian di luar Jawa-Bali, juga meningkat. Bahkan pada 5 Agustus, angka kematian di  Lampung  lebih tinggi ketimbang di Bali, DI Yogyakarta atau pun Banten.

    Netty juga menyinggung data rendahnya capaian testing di luar Jawa-Bali yang masih jauh di bawah standar WHO. Misalnya, Lampung, Nusa Tenggara Barat, dan Maluku, yang mana  rasio tesnya hanya 0,9:1.000 penduduk per minggu.

    “Target testing adalah 400 ribu per hari, tapi sampai sekarang hanya mampu di angka 200 ribu  dan itu pun  lebih  terkonsentrasi di Jawa-Bali. Jangan sampai  kasus Covid-19 di sana seperti abu dalam sekam,” kata dia.

    Soal vaksinasi juga menjadi sorotan Netty, kata dia, Vaksinasi harus berbasis kesehatan masyarakat  agar tujuan  mencapai herdimmunity segera tercapai.  Pastikan ketersediaan stok vaksin di daerah-daerah dan siapkan skenario antisipasi kelangkaan vaksin akibat munculnya varian delta plus yang banyak ditemukan di negara-negara produsen vaskin.

    (Anthika Asmara)

    Berita Terbaru

    spot_img