spot_img
Rabu 24 April 2024
spot_img
More

    Investasi Jabar Meningkat Mampu Serap 58 Ribu Pekerja

    BANDUNG,FOKUSJabar.id: Realisasi Penanaman modal investor ke Jabar mencapai Rp 72,46 Trilyun, di tengah pandemi Covid-19 dari mulai Junuari hingga Juni 2021.  

    Realisasai invenstasi semester I 2021 yang cukup tinggi menempatkan Jabar menjadi peringkat satu nasional yang berdampak positif pada pembukaan lapangan kerja yang meningkat.

    “Realisasi investasi ke Jabar pada semester  I Januari-Juni 2021 menempati peringkat 1 nasional,” k Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jabar Noneng Komara dalam keterangan resmi, Senin (2/8/2021).

    Dengan raihan ini maka Jabar telah merealisasikan 56,90% dari target Rp 127,34 triliun yang diberikan Kementerian Investasi/BKPM RI. Sementara untuk target RPJMD 2018-2023, pihaknya berhasil merealisasikan 71,06% dari total target Rp 101,97 triliun.

    “Selama pandemi kami terus memberikan pelayanan terbaik, mudah-mudahan target seluruhnya tercapai,” katanya.

    BACA JUGA: DPRD Jabar Dorong Pemprov Gencarkan Vaksinasi Massal

    Realisasi penanaman modal yang tinggi ini menurut Noneng memberikan nilai positif di tengah pandemi terutama sumbangsih investasi untuk membuka lapangan kerja.

    Dari penanaman modal asing (PMA) sebesar Rp44,27 triliun ada tenaga kerja yang terserap sebanyak 34.491 orang dari 3.748 proyek PMA.

    Sementara dari realisasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar RP28,19 triliun pada semester I/2021 sebanyak 4.966 proyek berhasil membuka lapangan kerja bagi 23.622 orang.

    Noneng mencatat penyerapan tenaga kerja perusahaan PMDN di Provinsi Jabar pada periode Januari-Juni 2021 (yoy) mengalami kenaikan yang signifikan sebesar 120,93%.

    “Hal ini mendorong kenaikan penyerapan tenaga kerja secara total yaitu sebesar 24,98%. Realisasi investasi dan penyerapan tenaga kerja di Jabar pada Januari – Juni 2021, mengalami kenaikan sebesar 25%,” kata dia.

    Secara keseluruhan realisasi investasi PMA dan PMDN adalah sebesar Rp.72,46 T  atau naik sebesar 25,17% dari periode sebelumnya di tahun 2020. Pada Januari-Juni 2020, total realisasi investasi Jawa Barat sebesar Rp.57,89 T.

    “Mudah-mudahan kondisi ini bisa bertahan sampai akhir tahun, karena kami terus mengawal dari minat, perizinan sampai realisasi di lapangan,” ujar Noneng.

    DPMPTSP Jabar sendiri memastikan berbagai daya upaya dilakukan agar investasi ke Jawa Barat masih juara dibanding provinsi lain. Menurutnya selain terus melakukan promosi via daring, sistem perijinan yang makin mudah, juga adanya kawasan-kawasan investasi baru yang mampu menarik minat investor.

    Dari realisasi investasi semester I/2021 terdapat 5 kota/kabupaten dengan realisasi investasi terbesar, Kabupaten Bekasi Rp. 23,3 Triliun, Kabupaten Karawang Rp. 13,8 Triliun, Kota Bandung Rp. 8,0 Triliun, Kabupaten Bogor Rp. 6,1 Triliun, Kabupaten Subang Rp. 3,8 Triliun, dan Kota/Kabupaten Lainnya Rp. 17,5 trilun.

    Guna mendorong realisasi investasi pihaknya pada Agustus ini akan meluncurkan Ekosistem Investasi lewat 4 program unggulan. Pertama peresmian Gedung West Java Investment Hub (WJIH) setinggi 4 lantai yang akan menjadi sarana dan tempat stakeholder investasi berkumpul. “WJIH akan menjadi tempat pertemuan bisnis, market sounding, sampai pertemuan investor,” ujarnya.

     Berikutnya pihaknya akan meluncurkan Nomer Induk Berusaha (NIB) bagi UMKM di Jawa Barat yang akan memberikan banyak kemudahan dalam berusaha. Mulai dari akses perbankan, pertautan antara UMKM dengan investor hingga pengurusan sertifikat halal. “Akan ada juga Cinematograpy of Investment Festival atau Cifest,” kata dia,

    Cifest ini akan menjadi kompetisi foto dan video bagi UMKM yang sudah siap untuk berhubungan dengan investor sekaligus mejnadi ajang UMKM mengembangkan kemampuan digital marketing. “Ini akan mendorong sektor kreatif juga, bahan Cifest ini nantinya akan masuk dalam WJIS 2021,” tutur Noneng.

    DPMPTSP Jabar juga memastikan agar iklim investasi di provinsi ini makin kondusif, saat ini bersama DPRD Jawa Barat tengah menggodok Raperda Investasi dan Kemudahan Berusaha. Raperda ini akan menjadi semacam omnibus law bagi Jawa Barat karena memperbaiki 49 perda yang sebelumnya sudah ada.

    “Jadi ini sesuai amanat Pak Gubernur Ridwan Kamil, Jawa Barat harus menjadi destinasi investasi terbaik,” kata dia.

    Sementara itu Gubernur Jaabar Ridwan Kamil mengatakan ekonomi di Jawa Barat secara makro masih menunjukan harapan positif lewat kinerja investasi dan perdagangan luar negeri. Menurutnya dalam dua sektor tersebut Jawa Barat masih unggul dibanding provinsi lain.

    “Kita masih nomer satu urusan investasi, ekspor juga naik 17 persen, menandakan dari sisi makro ekonomi Jabar performanya masih baik,” kata dia.

    (Anthika Asmara)

    Berita Terbaru

    spot_img