5. Ikan Elang/Tiger Fish
Dikutip dari Kompas.com, ikan elang merupakan ikah hias air tawar khas Indonesia yang banyak ditemukan di Kalimantan meski asalnya dari Sungai Lalan, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Sumatera Selatan. Ikan dengan nama latin Puntius tetrazona ini memiliki ciri bertubuh kecil, berwarna orange dengan corak loreng hitam sehingga kerap disebut juga tiger fish atau tiger barb fish.
Tak hanya oranye, ada pula ikan elang dengan sirip berwarna merah. Bahkan dalam beberapa tahun terakhir, pengembangbiakan selektif telah menciptakan beberapa variasi warna yang meliputi hijau, hitam, merah, dan albino.
Karena keindahan corak di tubuhnya, banyak orang yang ingin memeliharanya di akuarium. Bahkan ikan ini sempat gencar diburu warga Kecamatan Bayung Lencir, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan karena memiliki harga jual cukup tinggi
Ikan elang dijual dengan harga Rp25 ribu untuk ukuran 1 cm. Jika ukurannya mencapai 10 cm, harganya pun melonjak hingga 10 kali lipat atau Rp250 ribu.
Banderolnya pun bisa lebih tinggi jika ikan yang dijual memiliki corak atau bentuk yang bagus, tidak kurang dari Rp1 juta. Bahkan, ada yang pernah menjual ikan elang dengan ukuran 15 cm dengan harga Rp25juta.
Hal tersebut membuat ikan elang tidak hanya menjadi hiasan di akuarium. Namun memelihara dan membudidayakan ikan elang dapat menjadi ladang bisnis menggiurkan di tengah pandemi Covid-19.
Ikan elang bereproduksi dengan cara bertelur. Ketika dewasa, tubuh mereka bisa mencapai panjang 7-15 cm dan bisa bertahan hidup sampai usia enam tahun.
Di habitat asli mereka, ikan ini mendiami sungai yang tenang dengan naungan jajaran pohon dan anak-anak sungai yang dilapisi pasir, batu, serta tumbuh-tumbuhan lebat. Di habitat asli, ikan elang memakan serangga, alga, dan invertebrata.
Untuk dipelihara di akuarium, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Meski bisa hidup di berbagai kondisi air, namun ikan ini menyukai air jernih dengan kadar oksigen tinggi, lembut serta memiliki kadar keasaman atau pH rendah.
Tangki ideal untuk ikan elang adalah yang area terbuka luas untuk berenang, dilengkapi dengan banyak tanaman hidup atau buatan di sekitar pinggiran tangki. Suhu tidak terlalu menjadi masalah, hanya pencahayaan yang baik serta penataan dasar tangki yang bagus dengan menambahkan media tanam untuk tumbuhan menjadi sangat baik.
Untuk pakan, ikan elang tergolong pemakan segala. Bisa pakan olahan atau pakan segar seperti udang air asin, cacing darah, dan hati sapi. Termasuk invertebrata air kecil, bahkan sayuran yang sudah dimasak. Hanya saja, ikan ini pun harus diberikan berbagai makanan untuk menjaga sistem kekebalan tubuh yang sehat.
Jika ingin memelihara dengan ikan hias lain, harus diperhatikan jenisnya karena ikan elang memiliki sifat agresif. Karena itu, tidak disarankan memelihara ikan elang di dalam tangki yang sama dengan ikan yang jinak, bergerak lambat, atau bersirip panjang seperti ikan angelfish atau ikan cupang.
6. Ikan Botia
Ikan Botia merupakan ikan asli dari perairan Indonesia, terlebih dari sungai di Kalimantan dan Sumatera Selatan. Mereka menghuni anak-anak sungai dan pada musim penghujan atau masa pemijahan, bermigrasi ke hulu dan mendiami aliran atau anak sungai yang lebih kecil.
Ahli iktiologi sekaligus dokter berkebangsaan Belanda, Peter Bleeker menyebut jika ikan ini untuk pertama kali ditemukan pada tahun 1852 dan mengklasifikasikannya sebagai loach. Tapi di tahun 2004, ahli iktiologi lain asal Swiss, Maurice Kottelat, membuat perubahan dan menilai jika botia terpisah dari keluarga loach dan menamainya dengan Chromobotia.
Ikan yang memiliki nama dagang Clown Loach dan bernama latin Chromobotia macracanthus ini banyak digemari kolektor ikan hias di seluruh dunia. Ikan botia pun menjadi hiasan yang tepat untuk akuarium.
Ikan ini memiliki kepribadiannya menarik dan penampilan yang cantik. Dengan bentuk tubuh bulat, lonjong memanjang, ikan ini memiliki warna tubuh yang cerah.
Setidaknya ada tiga garis vertikal dengan warna bervariasi di tubuh ikan botia. Bagian punggungnya berwarna hitam, sementara bagian bawahnya kuning. Sirip perutnya dipoles dengan warna merah dan hitam. Kombinasi yang membuat ikan mudah bersembunyi dalam tanaman dan juga membuatnya memiliki nilai cukup tinggi.
Ikan ini memiliki empat pasang barbels atau semacam duri tipis mirip kumis. Duri tipis itu membantu ikan untuk menemukan makanan di air berlumpur, juga untuk menyerang.
Ikan Botia tumbuh dengan ukuran 16-20 cm bahkan hingga 30 cm sehingga akan membutuhkan ukuran akuarium yang cukup luas. Ikan ini suka pada tanaman-tanaman akuatik yang memenuhi akuarium yang bisa menjadi tempatnya bersembunyi.
Untuk ukuran pH, suhu air, dan kekeruhan habitatnya tergantung pada musim. Di habitat aslinya, ikan botia liar biasanya hidup di aliran air lambat yang dipenuhi dengan floral tebal dan kaya akan tempat bernaung seperti dibawah potongan akar, cabang pohon, daun-daun gugur, dan lainnya.
Kalau ingin memelihara ikan botia di akuarium, cobalah menyerupai habitat aslinya. Selain itu, akan lebih baik jika temperaturnya diatur antara 24-27 derajat celcius dengan pH-nya antara 6-6,5 serta kualitas air yang terjaga karena sisik ikan ini sangat tipis sehingga kulitnya cenderung tidak terlindung.
Ikan yang memiliki julukan tiger botia, tiger loach, atau clown loach ini pun biasanya hidup berkelompok. Meski ditempatkan bersama ikan lain, namun ikan hias ini lebih senang jika hidup dengan sesama jenisnya.
Jika ingin disatukan dengan ikan lain dalam satu akuarium, pandai-pandai lah dalam memilih. Pasalnya, ikan botia bisa memberikan reaksi dengan suara gemerincing ketika merasa terancam atau mendeteksi adanya bahaya yang bisa membuat ikan lainnya ketakutan.
Meski berkarakter kalem, bukan ikan agresif, dan bottom feeder, jangan menyatukannya dengan ikan yang lebih kecil maupun yang berenangnya lamban. Beberapa teman akuarium yang tepat untuk ikan botia diantara swordtail, kuhli loach, ropefish, tetra besar, bichir, dan cichlid Afrika.
Untuk pakan ikan botia, di alam liarnya, ikan ini merupakan karnivora sejati. Namun mereka pun berselera terhadap tanaman air, khususnya yang memiliki daun lembut.
Ikan botia pun akan senang hati memakan tablet dari ikan kering, serpihan, butiran, hingga makanan hidup seperti siput, udang air asin, cacing darah beku, dan cacing tubifex. Sedangkan makanan dari tanamannya yaitu potongan bayam, mentium, daun selada, squash, atau tablet khusus.
Ya, ikan ini memang tidak rewel soal makanan. Namun kita harus siap-siap tidak kecewa saat tanaman akuarium jadi rusak dan berlubang di sana-sini karena digigit ikan.