LAMPUNG,FOKUSJabar.id: Kisah Inspiratif Mbah Jariman, hidup bahagia di usia yang sudah tua pastinya menjadi dambaan bagi setiap orang, namun tidak semua orang bisa menikmati masa tua nya tersebut sebagai patokan untuk mendapatkan kebahagiaan.
Tidak sedikit orang yang harus rela bekerja keras di masa tua nya demi mencukupi kebutuhan hidup atau untuk mewujudkan hajat yang selama ini belum terkabul.
Seperti kisah inspiratif yang datang dari kakek yang satu ini yang berasal dari Lampung Timur sumber : Kitabisa.com
Baca Juga: Heboh Puluhan Warga Desa di Tuban Borong Mobil Baru, Berikut Ini Faktanya
Kisah inspiratif dari seorang kakek tua yang akrab disapa Mbah Jariman (74). Di usia nya yang sudah tidak muda lagi, ia harus mengayuh sepeda tua untuk berjualan cendol demi mencukupi kebutuhan hidup keluarganya.
Setiap hari harus mengayuh sepeda tua miliknya untuk menghabiskan jualan minuman cendol yang ia jajakan. Dari hasil menjual minuman cendol seharian penuh ia hanya mampu meraup uang seniali Rp 40.000 per harinya.
Walupun hidup di usia tua dengan kondisi yang memprihatinkan, ia dan isterinya tetap menjalani kehidupan dengan penuh rasa syukur.
Satu lagi yang membuat sebahagian orang mungkin akan merasa terpukul, di usia nya yang sudah tua, ia tidak pernah melupakan kewajibannya untuk melaksanakan sholat 5 waktu berjamaah di Masjid. Selain itu juga selalu menyisihkan uangnya untuk berinfaq.
Baca Juga: Beli Mobil Hasil Lego Tanah, Petani Tuban Akui Belum Mahir Mengendarainya
Potret Mbah Jariman Mengayuh Sepeda Tua Untuk Menjajakan Cendol.
Mbah bekerja sebagai penjual minuman cendol, ia menjajakan minumannya tersebut dari pagi hari sampai tiba senja di sore hari.
Sewaktu muda ia sanggup untuk mengayuh sepedanya seharian penuh. Namun kini ia tak bisa membohongi lagi akan kondisi fisiknya yang mulai menurun.
Kerap kali Mbah mengeluh kesakitan pada bagian kaki nya, selain itu juga mengaku bahwa ia takut terjatuh jika terus memaksa untuk mengayuh sepeda tua nya.
“Dulu Mbah masih sanggup untuk menggowes sepeda, tetapi kini ia takut jatuh karena sering sakit sakitan dan sering gemetaran tiba-tiba” seperti keterangan yang dilansir dari Kitabisa.com
Baca Juga: Basement BEC Kebakaran, Pengunjung Dan Karyawan Berhamburan
Sudah Tidak Sanggup Lagi Untuk Berlari.
Kondisi Fisiknya yang kini mulai menurun, ditambah dengan tubuhnya yang mulai membungkuk membuat Mbah Jariman saat ini sudah tidak bisa berdiri dengan tegap dan berlari hal tersebutlah yang membuat Mbah Jariman selalu basah kuyup jika hujan turun. Walaupun begitu, Mbah Jariman menanggapi hal tersebut dengan penuh rasa syukur.
“Kendala saya paling kalau hujan saja, karena saya sudah ngga kuat untuk lari, Pasti baju saya basah kuyup. Tapi ngga apa-apa kan lagi mencari rezeki insyaallah jadi berkah” kata Mbah Jariman seperti dilansir dari Kitabisa.com
Mengayuh Sepeda Demi Uang Rp 40.000
Di usianya yang sudah tua, sudah selayaknya Mbha Jariman mendapatkan kebahagiaan. Tetapi hal tersebut berbanding terbalik dengan kondisinya yang sekarang ini. Pasalnya, Mbah Jariman harus berjuang sekuat tenaga untuk mengayuh sepedanya demi mendapatkan uang sekitar Rp 40.000 dari hasil menjual cendol seharian penuh.
Walau sepeda yang ia kayuh tersebut berisi bakul cendol yang cukup berat, namun Mbah Jariman tetap bersemangat mengayuh sepedanya dari desa hingga ke kota untuk mendapatkan pundi pundi rupiah.
Walaupun harus menghadapi kenyataan yang pahit di usianya yang sudah tua, Mbah Jariman selalu merasa bersyukur karena bisa menafkahi isterinya yang selalu setia menunggu dirumahnya.
“Insyaallah rejeki ini barokah, halal ya bu saya diberikan keselamatan Aamiin” Ujar Mbah Jariman kepada Isterinya.
BACA JUGA: Plastik Merusak, Pemkot Bandung Kampanyekan Pasar Bebas Plastik
Rajin Sedekah untuk pergi ke Tanah Suci.
Tak bisa dipungkiri lagi jika rezeki itu sudah ditentukan oleh yang maha kuasa, tidak selalu apa yang dijajakan oleh para pedagang tersebut habis atau laku.
Seperti yang dialami Mbah Jariman, dirinya mengungkapkan bahwa seringkali minuman cendol yang ia jual tidak laku atau sepi pembeli.
Namun seringkali Mbah Jariman memutuskan untuk menggratiskan minuman cendolnya tersebut kepada setiap orang terutama kepada anak-anak yang tidak mempunyai sepeser uang untuk membelinya agar minuman cendolnya tersebut tidak mubazir.
“Kalau minuman cendolnya ngga habis, Biar ngga basi saya suka bagi bagiin ke anak-anak kecil yang saya jumpai terutama kepada anak-anak yang tidak mempunyai uang untuk membeli. Hitung-hitung buat bekal saya dan isteri saya di akhirat, karena umur saya sudah tua dan tidak tahu kapan saya akan dipanggil” ucapnya.
Selain besedekah Mbah Jariman juga kerap kali menyishkan sebagian hartanya untuk infaq. Selain itu ia juga menyisihkan sebagian hartanya lagi untuk mewujudkan rukun Islam yang kelima yaitu menunaikan ibadah haji ke tanah suci Mekkah.
View this post on Instagram
“Ia (Mbah Jariman) kerap kali bermimpi melihat Ka’bah dan mempunyai harapan disuatu saat nanti bisa melihatnya secara langsung” seperti keterangan yang dilansir dari Kitabisa.com
Sosok kakek tua, Mbah Jariman, hanyalah satu dari sekian banyaknya seorang lansia yang harus banting tulang demi mencukupi kehidupannya dan demi mewujudkan kehidupan yang berbahagia di masa tua.
(Fauza/Erwin)