spot_img
Sabtu 20 April 2024
spot_img
More

    RBM Kembangkan Pendampingan Secara Masif

    BANDUNG,FOKUSJabar.id: Rehabilitasi Berbasis Masyarakat (RBM) Kota Bandung terus mengembangkan pendampingan dengan masif. Setiap kader RBM kini hadir setiap kecamatan dan kelurahan untuk melayani masyarakat.

    Ketua RBMKota Bandung Siti Muntaman Oded mengatakan, hal itu dilakukan sebagai komitmen RRM pada masyarakat.

    “Kader RBM kita di 151 kelurahan dan 30 kecamatan. Kalau penyandang disabilitas itu 5.140 orang. Sampai hari ini dibantu oleh kita berbagai macam. Membutuhkan rehab kita bantu. Pelatihan, kita bantu,” kata Siti di Balai Kota Bandung Jalan Wastukencana Jabar Senin (30/11/2020).

    Siti mengatakan, Untuk pelatihan dilakukan secara bergiliran, karena kuota yang terbatas.

    BACA JUGA: RBM: Masih Ada Stigma Buruk Bagi Kaum Disabilitas di Bandung

    Di sisi lain perlu menyesuaikan derajat sampai kemampuan yang berkebutuhan khsusus untuk mendapatkan haknya.

    “Jelas kita hadir menyesuaikan derajat intelektual mereka, kemampuan bergerak mereka, karena penyandang disabilitas tetap membutuhkan orang lain,” kata dia.

    RBM juga berinovasi dengan mendirikan Rumah Cinta Inklusi (RCI), sebuah rumah terapi gratis bagi disabilitas yang melayani terapi anak dengan tiga jenis disabilitas, yaitu cerebral palcy, autisme, dan down syndrome.

    “Sejauh ini Alhamdulillah Rumah Cinta Inklusi salah satu program untuk mengintegrasikan kebutuhan penyandang disabilitas diberbagai keluarga,” kata Umi sapaan akrabnya.

    Umi mengatan, Inovasi tersebut merupakan komitmen Pemerintah Kota Bandung dalam menghadirkan perlindungan dan layanan kepada para penyandang disabilitas.

    “Selama 2 bulan ini telah mengitervensi 60 anak. Kita berkolaborasi dengan dokter RSHS, kemudian asosiasi terapis Indonesia, psikolog dan Puspaga.
    Rumah Cinta Inkusi ini sebagai implementasi juga rehabilitasi pengambangan minat dan bakat,” kata dia.

    Lebih lanjut Umi mengatakan, untuk memberdayakan, RBM pun mengembangkan dengan multisektor. Seperti Dekranasda yang memberikan pelatihan sampai memiliki pasar.

    Ia mencontohkan, warga memproduksi kain peca sampai sampai menjadi nilai ekonomi bagi pelaku usaha.

    “Ada beberapa yang mampu produksi seperti kain perca dan sampah yang sudah dipilah dimanfaatkan. Ternyata hasilnya mampu dijual dan ikut pameran waktu di 9 mal. Komuntas lansia itu berhasil buka pasar,” ungkapnya.

    (Yusuf Mugni/Agung)

    Berita Terbaru

    spot_img