spot_img
Kamis 28 Maret 2024
spot_img
More

    Mahasiswa Unsil Tasikmalaya Minta Cabut UU Omnibus Law

    TASIKMALAYA,FOKUSJabar.id: Ratusan Mahasiswa Universitas Siliwangi (Unsil) bersama buruh dan masyarakat Tasikmalaya gelar aksi demo menolak UU Omnibus Law Cipta Kerja (Ciptaker), Minggu (11/10/2020).

    Mereka long march menyusuri ruas jalan Siliwangi, Jalan H.Z. Mustafa, selanjutnya menduduki Tugu Asma’ul husna di kawasan Bundaran Nagarawangi Kota Tasikmalaya.

    Ratusan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unsil meneriakkan kecaman atas tindakan DPR RI dan pemerintah yang seenaknya mengesahkan UU Cipta Kerja.

    unsil fokusjabar.id
    Aksi demo ratusan mahasiswa Unsil (Foto Seda)

    Baca Juga: Beras Bantuan PKH di Tasikmalaya Bau dan Berkutu

    Koordinator Aksi sekaligus Ketua BEM Unsil, Jaka Pria Purnama mengatakan, aksi demo tersebut bukti bahwa masyarakat, khususnya di Kota Tasikmalaya menolak keras disahkannya UU Ciptaker.

    “Aksi kita kali ini untuk menunjukkan eskalasi gerakan untuk menjaga semangat juang mahasiswa bersama buruh terhadap penolakan keras lahirnya UU Omnibus Law,” kata Jaka.

    Menurut dia. lahirnya Omnibus Law menjadi malapetaka bagi pemerintah dan para anggota dewan karena telah mencederai dan menodai kepercayaan rakyat.

    “UU Ciptaker sudah jelas mendapatkan penolakan keras dari seluruh mahasiswa dan kaum buruh karena akan membunuh keberlangsungan hidup orang banyak, tapi kenapa dipaksakan. Ini bukti pemerintah dan DPR tidak mendengar suara rakyat. Ini melukai dan merampas hak-hak rakyatnya,” tegas dia. 

    Menurutnya, penolakan UU Ciptaker menjadi harga mati bagi seluruh masyarakat agar kehidupan ke depan lebih baik dan sejahtera.

    “UU Ciptaker harus segera dicabut karena menimbulkan kesengsaraan bagi masyarakat. Bukan hanya di sektor pekerja tapi akan menimbulkan kerusakan lingkungan, pendidikan dan ekonomi. Jadi, pencabutan menjadi harga mati bagi seluruh mahsiswa,” tuturnya.

    Untuk itu, dia meminta pemerintah segera merespon aksi-aksi penolakan UU Omnibus Law yang disuarakan seluruh elemen anak bangsa agar tidak menimbulkan kekacauan yang lebih parah.

    “Tuntutan kami, pemerintah dan para anggota dewan harus membatalkannya. Jika tidak, Kami akan terus menggelar aksi demo dengan jumlah massa yang lebih banyak,” pungkasnya.

    (Seda/Bambang).

    Berita Terbaru

    spot_img