AMERIKASERIKAT,FOKUSJabar.id: Joe Biden ungguli petahana Donald Trump pada jajak pendapat menjelang Pemilu Presiden Amerika Serikat yang akan digelar 3 November 2020. Biden meraih 53 persen dukungan berdasarkan jajak pendapat yang dilakukan CNN melalui telepon, Rabu (7/10/2020).
Jajak pendapat ini pun tidak menampilkan jumlah responden yang dihubungi dan tidak menghitung margin of error. Secara terpisah, pembantu Joe Biden dan pendukung Partai Demokrat mengatakan pesan jika calon yang mereka usung mendapat tanggapan positif dari masyarakat.
Cawapres Biden yaitu Senator Kamala Harris dari California pun mengungguli pendamping Donald Trump yaitu cawapres Mike Pence pada debat Rabu (7/10/2020) lalu.
BACA JUGA: Tak Hanya Klaster Tenaga Kerja, UU Cipta Kerja Digugat Klaster Pendidikan
Upaya Trump menuntaskan pembahasan paket stimulus ekonomi untuk warga terkait pandemi Covid-19 pun dinilai terlambat. Ini terjadi setelah Trump sempat membatalkan proses pembahasan di Kongres dengan Partai Demokrat yang menguasai DPR.
Pemimpin Partai Republik di Senat yaitu Senator Mitch McConnell mengatakan, dia ragu pembahasan paket stimulus ekonomi untuk warga AS bisa rampung sebelum pemilu 3 November.
Kegiatan Trump menggelar pertemuan pertama pasca terpapar Covid-19 di Gedung Putih pada Sabtu (10/10/2020) pun menimbulkan banyak kekhawatiran. Meski para tamu undangan mengenakan masker, namun mereka tidak menerapkan social distancing.
“Trump kesulitan menarik pemilih baru untuk mendukungnya dan mulai kehabisan waktu,” ujar Kepala Super PAC Priorities USA, Guy Cecil.
BACA JUGA: Kasus Korupsi Marak, Ini Salah Satu Penyebabnya
Guy mengatakan, sejumlah negara bagian seperti Michigan, Wisconsin, dan Georgia pun mulai bergerak ke arah Joe Biden. “Secara umum, peta suara bergerak ke arah Biden,” Guy Cecil menambahkan.
Tim kampanye Trump pun sudah menarik iklan di Ohio dan Iowa, dua negara bagian yang dimenangkan Trump pada 2016 dengan 9 persen keunggulan suara.
“Presiden Trump dan tim kampanye sangat yakin tentang peluang kami di negara bagian ini. Kami telah bicara dengan para pendukung lewat berbagai kanal,” kata salah seorang tim kampanye Trump, Samantha Zager.
(Ageng)