spot_img
Kamis 25 April 2024
spot_img
More

    Pariwisata Lesu, Ini yang Dilakukan Kemenparekraf

    BANDUNG,FOKUSJabar.id: Pariwisata ditengah pandemi virus corona masih lesu, bahkan pemberlakuan normal baru belum bisa mengembalikan tingkat kunjungan wisata secara maksimal.

    Direktur Kajian Strategis Deputi Bidang Kebijakan Strategis Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Wawan Rusiawan mengatakan, perlu peningkatan kembali kepercaan masyarakat dalam upaya pemulihan sektor wisata.

    Menurutnya, mengembalikan kepercayaan masyarakat dalam upaya pemulihan pariwisata sangat penting. Pasalnya, jika para pelaku pariwisata mampu memberikan rasa aman terhadap pengunjungnya, maka geliat ekonomi di sektor pariwisata bakal terasa.

    “Kita perlu membangun kembali kepercayaan, bukan hanya untuk wisatawan domestik, tapi juga mancanegara,” kata Wawan dalam rilis Minggu (26/7/2020).

    Dengan demikian pihaknya, pihaknya gencar menyosialisasikan Gerakan BISA (Bersih, Indah, Sehat, dan Aman) kepada para pelaku pariwisata dan masyarakat luas. Melalui gerakan tersebut, pihaknya yakin sektor pariwisata yang sempat terpuruk akibat pandemi Covid-19 bisa segera bangkit dan kembali pulih.

    “Gerakan BISA ini juga konsern terhadap kesehatan. Bagaimana kesehatan menjadi modal utama dalam strategi pemulihan pariwisata di masa pandemi Covid-19,” kata dia.

    Melalui Gerakan BISA, lanjut Wawan, pemerintah bersama legislatif, pelaku pariwisata, hingga masyarakat berupaya menghadirkan destinasi wisata yang bersih, aman, indah, dan sehat. Sehingga, wisatawan pun percaya untuk kembali mendatangi destinasi wisata.

    Dalam kegiatan yang digelar hingga Minggu (26/7/2020) itu, pihaknya juga berharap, Gerakan BISA menjadi budaya masyarakat Indonesia yang gemar kebersihan dan keindahan. Sehingga, ketika pandemi Covid-19 mulai turun, seluruh destinasi wisata siap menerima kembali wisatawan.

    BACA JUGA: Pariwisata Malaysia Alami Kerugian Fantastis Hingga Rp153,6 Trilyun

    “Diharapkan, gerakan ini bisa massif dan memberikan kepercayaan bahwa berbagai destinasi wisata sudah mulai dapat dikunjungi,” katanya.

    Sementara itu Anggota Komisi X DPR-RI Ledia Hanifa Amaliah yang turut hadir dalam kegiatan itu menekankan, untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat, para pengelola destinasi wisata juga harus menaati seluruh protokol pencegahan Covid-19.

    Pengelola destinasi wisata harus menyediakan fasilitas, seperti tempat cuci tangan dan pengecekan suhu tubuh. Selain itu, kebersihan lingkungan destinasi wisata pun harus menjadi prioritas serta protokol jaga jarak harus tetap diperhatikan.

    “Kita gak bisa gegabah langsung membuka destinasi tanpa ada kesiapan. Pembicaraan kita dengan kementerian pariwisata, yang paling kita tekankan adalah destinasinya harus siap dengan sejumlah peraturan yang ketat,” katanya.

    Ledia mengapresiasi gerakan BISA yang fokus menyasar destinasi wisata tidak berbayar atau publik space di Jabar tersebut. Terlebih, kata Ledia, Jabar pun kini tengah gencar menyosialisasikan adaptasi kebiasaan baru (AKB).

    “Sambil menunggu semua destinasi wisata dibuka, kita sudah mulai melakukan gerakan bebersih ini. Jadi, kita harus sudah membiasakan diri karena Covid-19 ini memberikan pembelajaran besar buat kita untuk berperilaku bersih, saat di luar maupun di dalam area wisata,” kata dia. 

    Kegiatan Gerakan BISA yang digelar di kawasan Curug Dago tersebut diikuti ratusan pelaku wisata dan masyarakat. Mereka bergotong royong membersihkan area Curug Dago yang cukup digandrungi masyarakat sebelum pandemi Covid-19 melanda.

    (Antik)

     

     

    Berita Terbaru

    spot_img