spot_img
Jumat 29 Maret 2024
spot_img
More

    Presiden Amerika Serikat: 72 Jam Cina Harus Tutup Konsulat Houston

    BEIJING,FOKUSJabar.id: Amerika Serikat (AS) memberi waktu 72 jam kepada Cina untuk menutup konsulatnya di Houston di tengah tuduhan memata-matai, yang menandai satu kemerosotan dramatis dalam hubungan dua negara dengan perekonomian terbesar dunia itu.

    Departemen Luar Negeri AS mengatakan, misi Cina di Houston ditutup (untuk melindungi kekayaan intelektual Amerika dan informasi pribadi warga negara Amerika).

    Presiden Amerika Serikat, Donald Trump mengatakan, selalu mungkin perwakilan-perwakilan Cina yang lain dapat ditutup juga.

    “Kami pikir ada pembakaran dalam satu (konsulat) yang kami tutup,” kata Presiden.

    Baca Juga: Gegara Pandemi Covid-19, Apple di Amerika Serikat Tutup Toko

    “Saya kira mereka membakar dokumen-dokumen atau membakar kertas-kertas dan saya bertanya-tanya apa yang terjadi dengan semua itu,” Presiden Amerika Serikat menambahkan.

    Para pekerja pemadam kebakaran mendatangi konsulat itu setelah terlihat api. Dua pejabat pemerintah AS mengatakan mereka memperoleh informasi bahwa dokumen-dokumen dibakar di sana.

    Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Wang Wengbin mengatakan, konsulat itu beroperasi secara normal. Kata dia, Washington mendadak mengeluarkan permintaan untuk menutup konsulat itu pada Selasa dan menyebutnya satu “eskalasi yang belum pernah terjadi sebelumnya”.

    Kedubes Cina di Washington menerima “ancaman bom dan maut” karena “fitnah dan kebencian” yang dihembuskan pemerintah AS, cuit juru bicara Hua Chunying.

    “AS harus mencabut keputusannya yang keliru,” katanya. “China pasti akan menanggapi dengan langkah-langkah balasan yang tegas.”

    Para penguasa Partai Komunis di Beijing sedang mempertimbangkan menutup konsulat di Wuhan sebagai balasan, demikian satu sumber yang mengetahui masalah itu.

    Pakar Cina yang berdomisili di AS mengatakan Beijing dapat juga memilih menyasar konsulat-konsulat yang lebih penting di Hong Kong, Shanghai atau Guangzhou, yang dapat merugikan bisnis AS.

    Richard Grenell, yang berperan sebagai penjabat direktur intelijen nasional AS menyarankan AS dapat menutup konsulat Cina di San Francisco yang sarat teknologi.

    (Bambang/Ant)

    Berita Terbaru

    spot_img