spot_img
Jumat 17 Mei 2024
spot_img
More

    Ciamis Hari Ini dengan Kebiasaan Baru

    CIAMIS,FOKUSJabar.id:- Ciamis hari ini menampakan suasana yang berebeda dari sebelumnya, terutama pada masa pemerintah menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

    Ciamis hari ini diwarnai beberapa kepadatan manusia di beberapa tempat. Namun mereka melakukan kebiasaan baru dengan memakai pelindung wajah atau masker. Memeriksa suhu tubuh ketika hendak masuk ke Toserba, perkantoran, restoran, atau kedai kopi.

    Sekelompok pelanggan mengantri di depan pintu masuk sebuah kedai kopi di wilayah Kota Ciamis. Mereka menggunakan pelindung wajah dan masker. Suhu tubuh mereka diperiksa menggunakan senapan termal.

    BACA JUGA : Belum Jelas Aturannya, Denda Tak Pakai Masker di Ciamis Belum Diterapkan

    Setelah suhu mereka diperiksa, orang-orang dipandu mencuci tangan di wastafel portabel yang dipasang di dekat pintu masuk. Itu sebagai syarat sebelum mereka dapat memesan dan menikmati secangkir kopi bersama teman-teman mereka.

    Kedai kopi di seputaran Kota Ciamis telah menerapkan prosedur kesehatan sejak mereka mulai dibuka kembali bulan lalu. Setidaknya selama dua bulan, bisnis kuliner telah menangguhkan layanan makan malam setelah pemerintah Provinsi Jawa Barat memberlakukan Pembatasan Sosial Skala Besar (PSBB)pada awal April.

    Namun, pada awal bulan Juli Pemerintah Jabar secara bertahap mencabut pembatasan dan membuka beberapa fasilitas umum, walaupun dengan kapasitas setengahnya, termasuk tempat ibadah dan lapangan olahraga luar ruangan, sambil memungkinkan transportasi umum, taksi konvensional, dan layanan penjelajahan mobil online, melanjutkan operasinya.

    Kemudian pemerintah provinsi telah mengizinkan industri, kantor, toko ritel, toko bisnis kecil, museum, galeri seni, perpustakaan umum, layanan naik-naik online, dan restoran untuk membuka kembali pintu mereka, setelah mengumumkan adaptasi kebiasaan baru.

    Di masa adaptasi kebiasaan baru orang-orang kembali ke jalanan. Keramaian lalu lintas juga menghiasi pemandagang Ciamis hari ini. Parkir tepi jalan Taman Raflesia Alun-alun Ciamis kembali padat oleh motor dan mobil.

    Suasana Ciamis hari ini juga terlihat berbeda di Alun-Alun Ciamis. Sebagai ruang terbuka multifungsi Alun-alun Ciamis banyak dipadati pengunjung di sore hari hingga pukul 09.00 WIB. Apalagi pada Sabtu malam Minggu.

    Selain Alun-alun, di beberapa kedai kopi, sudah banyakk kelompok penikmat yang duduk sambil ngerumpi.

    Hernawan Subrata, salah seorang pengunjung kedai kopi mengaku tidak mengalami kesulitan untuk beradaptasi dengan pengalaman bersantap baru.

    Sejak PSBB dicabut, dia sudah beberapa kali makan di warung nasi, dan menghabiskan waktu di kedai kopi bersama teman-temannya.

    “Rasanya canggung. Karena kami harus meminimalkan interaksi ketika kami makan dan minum. Sebelum pandemi, kami terbiasa berbicara sambil mengunyah dan itu kami lakukan dengan lepas, sekarang ada kagoknya,” kata Hernawan Subrata.

    Meskipun protokol kesehatan sedang diterapkan di tempat makan, Hernawan mengakui dia agak cemas beraktifitas di Ciamis hari ini. Terutama ketika mendengar pelanggan lain bersin dan melihat orang lain berkeliaran di ruang yang sama dengan tanpa masker.

    “Melihat orang-orang di Ciamis hari ini, saya lihat belum semua taat.  Banyak yang gak pakai masker juga. Agak was-was ketika kita melihat masih ada yang mengacuhkan aturan,” kata dia.

    Sementara itu Eha Olivia salah seorang yang lain. Mengaku memiliki strategi sendiri untuk meminimalkan risiko infeksi. Selama beraktifitas di Ciamis hari ini saja, dia sangat ketat memilih tempat makan dan nonkrong.

    “Saya memilih tempat makan yang tidak penuh dan sesak dengan banyak orang,” katanya.

    Risiko Corona Virus Masih Ada

    Kendati pemilik bisnis mencoba yang terbaik untuk mengimplementasikan protokol kesehatan, risiko tertular corona virus masih ada. Berikut beberap pernyataan pihak-pihak terkait corona virus:

    1. Pernyataan WHO

    WHO pekan lalu mengakui bahwa SARS-CoV-2 juga dapat menyebar melalui aerosol, khususnya ddalam ruangan dengan ventilasi yang buruk.

    Dalam ringkasan ilmiah yang direvisi tentang Transmisi SARS-CoV-2: implikasi untuk pencegahan infeksi, WHO telah mengutip studi baru-baru ini yang telah menemukan beberapa kasus positif terkait dengan ruang ramai.

    “Di luar fasilitas medis, beberapa laporan wabah yang terkait dengan ruang ramai telah menyarankan kemungkinan transmisi aerosol, dikombinasikan dengan transmisi tetesan, misalnya, selama latihan paduan suara, di restoran, atau di kelas kebugaran,” kata Juru Bicara WHO.

    “Dalam kejadian ini, transmisi aerosol jarak pendek, khususnya, di lokasi indoor tertentu, seperti ruang sesak dan tidak berventilasi selama jangka waktu yang lama dengan orang yang terinfeksi tidak dapat dikesampingkan,” kata dia.

    2. Juru Bicara Corona Virus Ciamis

    Menyusul ringkasan terbaru WHO, Juru Bicara Corona Virus Disease 19 Ciamis dr. Bayu Budiawan menyarankan risiko dapat dimimalisir jika tempat makan memiliki ventilasi yang baik dan saringan udara yang baik.

    “Di tempat makan dalam ruangan, seperti yang saya tahu, AC (AC) telah dirancang untuk menyaring udara,” kata Bayu.

    3. Juru Bicara Corona Virus RI 

    Juru bicara Coronoa Virus RI Achmad Yurianto justeru memperingatkan pemilik bisnis dan perusahaan bahwa risiko infeksi di restoran, kantor, dan transportasi umum lebih tinggi daripada tempat dalam ruangan lainnya.

    Dalam briefing harian dua hari yang lalu, ia mendesak orang-orang untuk lebih waspada di bidang-bidang tersebut dan lebih memperhatikan protokol kesehatan serta kebersihan pribadi.(Deni)

    Berita Terbaru

    spot_img