Kamis 12 Desember 2024

Sore Ini, Gerhana Matahari Cincin Diprediksi Berlangsung 1,54 Jam di Sulsel

MAKASSAR, FOKUSJabar.id: Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) wilayah Makassar memprediksi gerhana matahari cincin akan menyapa wilayah Provinsi Sulawesi Selatan pada Minggu (21/6/2020). Fenomena alam ini akan berlangsung sekitar 1,54 jam.

“Diperkirakan akan berlangsung pada 15.35 Wita, dan puncaknya pada 16.30 Wita, berakhir pada 17.19 Wita,” ujar staf Pusat Gempa Regional, Tsunami Early Warning Sistem (TGR-TEWS) BKMG Wilayah Makassar, Syarifuddin, Sabtu (20/6/2020).

Durasi gerhana matahari cincin yang akan teramati di Sulsel, lanjutnya, rata-rata selama 1,54 jam. Kendati demikian, gerhana tersebut tidak seperti gerhana matahari total pada 9 Maret 2016.

Ukuran magnitudo gerhana matahari yang bisa terlihat dari Banteng, Kabupaten Kepulauan Selayar mencapai 0,155 dan di Masamba, Kabupaten Luwu Utara, Provinsi Sulawesi Selatan mencapai 0,255.

“Tidak ada pengaruh khusus saat terjadi gerhana matahari tersebut, ini fenomena alam saja. Gerhana ini akan terlihat di hampir seluruh wilayah Sulsel,” ungkapnya.

BACA JUGA: Sempat Hilang, Tiga Nelayan Ditemukan Selamat di Legokjawa 

Ia mengatakan, gerhana matahari cincin tidak bisa dilihat dengan mata telanjang. Tapi masyarakat bisa melihat prosesnya menggunakan kaca mata khusus atau teropong di lokasi terbuka.

Rencananya, BMKG melaksanakan pengamatan prosesi gerhana matahari di salah satu Stasiun Pengisian Bahan Bakar (SPBU) Galesong, Kabupaten Takalar.

“Masyarakat bisa melihat menggunakan kacamata khusus ataupun teropong di lokasi terbuka. Prosesnya cukup lama sekitar satu jam lebih,” tambahnya.

Berdasarkan data, prosesi fenomena alam akan melewati 432 pusat kota dan kabupaten di 31 provinsi di Indonesia berupa gerhana matahari sebagian, dengan magnitudo terentang antara 0,000 di Kepanjen, Jawa Timur sampai dengan 0.522 di Melonguane, Sulawesi Utara.

Adapun 83 pusat kota lainnya yakni dua kota di Bengkulu, tujuh kota di Lampung, 10 kota Jawa Tengah, dan tujuh kota di Jawa Timur, serta semua kota di Jawa Barat (kecuali Indramayu), Banten, dan DKI Jakarta. Sedangkan di Pulau Sumatera, hanya sebagian kecil di wilayah itu di bagian selatan.

Yogyakarta tidak akan dilalui gerhana karena nilai magnitudo gerhananya kurang dari 0. Oleh karena itu, seluruh fase gerhana di kota-kota itu tidak akan teramati.

Sementara pengamat yang berada di antara garis oranye dan ungu (sistem warna pengamatan) yaitu di 50 kota yang tersebar di Papua, Papua Barat, dan sebagian besar Maluku tidak akan mengamati kontak akhir .

(ars/ant)

Berita Terbaru

spot_img