spot_img
Monday 29 April 2024
spot_img
More

    “lockdown” Musisi Sorot Upah Streaming

    JAKARTA, FOKUSJabar.id: Musicians’ Union dan Ivors Academi dua organisasi besar dalam industri musik Inggris, menyerukan agar para musisi mendapat presentase royalti lebih besar dari Spotify dan royalti streaming musik lainnya di tengah krisis pandemi Covid-19 akibat dari banyaknya acara pertunjukan yang dicancel.

    “Krisis ini telah menghadirkan kenyataan bahwa pencipta dan penampil disokong oleh penampilan langsung dari bisnis musik dan royalti streaming tidak cukup memadai.” Pernyataan itu ditujukan kepada politisi, platform streaming serta perusahaan rekaman di seluruh Inggris, lewat kampanye “The Keep Music Alive”, dilansir The Guardian, Selasa (12/5).

    Spotify rata-rata membayar musisi 0,0028 pound sterling (sekira Rp51) per stream kepada para pemegang hak cipta yang terdiri dari perusahaan rekaman dan artisnya.

    YouTube membayar lebih kecil lagi yakni cuma 0,0012 poundsterling atau sekira Rp22.

    Perusahaan rekaman masih mengganjar para musisi dengan bayaran berdasarkan ongkos produksi rekaman dan CD.

    Perusahaan-perusahaan rekaman cenderung mendapatkan banyak uang dari penjualan dan situs streaming.

    Pencipta Lagu

    Lebih kurang beruntung lagi para pencipta lagu. Crispin Hunt, musisi vokalis band Britpop Longpigs kini jadi penulis lagu profesional yang bekerja sama dengan Ellie Goulding and Florence juga The Machine mengaku walaupun dia kini sudah sukses tapi masih merasa was-was soal uang.

    Hunt menjelaskan, dia pernah menulis lagu hits “Broken” bersama Jake Bugg pada 2013 yang mampu mengumpulkan puluhan juta penonton di YouTube. Dalam dua tahun pertama setelah dirilis, YouTube hanya membayarnya 158 pound sterling (Rp2,9 jutaan).

    Uang terakhir yang dia dapat dari Spotify, dari lagu Longpigs berjudul “On and On” lagu top 20 dari tahun 1996, yang selama bertahun-tahun telah mengumpulkan hampir 3 juta pendengar. Dalam tiga bulan terakhir, lagu itu mencapai 25.000 pemutar di Inggris.

    Tapi Hunt hanya mendapat 5 pound sterling atau sekira Rp92 ribuan.

    Hunt menyarankan satu solusi agar pendapatan layanan streaming dibagi sama rata empat pihak yakni platform itu sendiri, label rekaman, penulis lagu dan penyanyi yang membawakan lagu.

    Gray berpendapat, sebagian dari jawabannya mungkin terletak pada memastikan bahwa beberapa biaya langganan musik online perorangan yang sebesar 9,99 pound sterling per bulan, baik di Spotify maupun Apple Music – didistribusikan ke artis yang sebenarnya mereka dengarkan.

    Menanggapi hal itu, Spotify mengklarifikasi bahwa sebagian besar pendapatan yang dihasilkan di Spotify dibayarkan kepada pemegang hak, termasuk label, perusahaan penerbitan, dan distributor.

    “Spotify membantu mendorong pertumbuhan industri musik secara keseluruhan, yang baru saja mengalami pertumbuhan di tahun kelima berturut-turut,” kata mereka.

    Baca Juga : “Ju-On” Akan Hadir Dalam Versi Drama

    Seorang juru bicara YouTube mengatakan perusahaan membayar industri musik “harga yang setara dengan industri lainnya di kedua bisnis periklanan dan berlangganan”.

    Sebuah pernyataan dari BPI, organisasi yang mewakili label rekaman Inggris termasuk tiga perusahaan besar, menegaskan bahwa “label rekaman adalah investor terkemuka dalam musik untuk membantu artis mencapai kesuksesan.”

    BPI mengungkapkan masalah utamanya tetap menjadi jurang antara nilai musik yang dieksploitasi oleh platform video besar pengguna-upload dan nilai mereka kembali ke pencipta musik.

    “Platform bisa berbuat lebih baik; mereka hanya perlu dimintai pertanggungjawaban,” jelas mereka.

    Selain “The Keep Music Alive”, juga kampanye bertajuk “Broken Record” yang diinisiasi oleh Tom Gray dari band Gomez yang merupakan direktur “Performing Rights Society”, sebuah organisasi yang mengawasi pembayaran yang diterima oleh musisi dari stasiun radio dan musik yang diputar di tempat umum.

    Pada 24 Mei 2020 mendatang, “Broken Record” akan menggelar pesta musik di Twitter untuk menggalang dana, menghadirkan sejumlah musisi seperti Boy George, the Shins, KT Tunstall, hingga John Grant.

    (Ew/ANT)

    Berita Terbaru

    spot_img