spot_img
Jumat 17 Mei 2024
spot_img
More

    Emil: Penanganan COVID-19 Bukan Untuk Menuai Pujian

    BANDUNG, FOKUSJabar.id: Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (Emil) mengatakan, akselerasi penanganan COVID-19 bukan dilakukan untuk menolong masyrakat, bukan untuk menuai pujian dari sejumlah pihak.

    “Kita bekerja untuk menolong rakyat, menyelamatkan nyawa warga dengan keputusan terbaik dari keterbatasan,” kata Emil dalam keterangan resmi, Minggu (3/5/2020).

    Menurut Emil, lewat keterbatasan terutama anggaran dan fasilitas, pihaknya memaksimalkan teknologi, menggerakan relawan, dan berani mengambil keputusan cepat seperti membeli alat rapid tes tanpa menunggu bantuan dari pemerintah pusat. Emil menyampaikan setidaknya ada 5 strategi yang dilakukan pihaknya dalam penanganan COVID-19 yang kemudian dinilai warga paling responsif.

    “Kita prinsipnya lima; responsif kalau bisa cepet gak usah nunggu; transparan Pikobar adalah bagian dari transparansi; ilmiah tiap hari ada expert panel, orang statistik, dokter ngasih masukan ke telinga saya, PSBB provinsi itu masukan para ahli,” ucapnya.

    Kemudian kata dia, ada saran unnuk Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) se-Indonesia ditolak, dirinya mengaku, pemahami maaka mendaftar, kolaboratif mengajak Karang Taruna dan PKK untuk membangun dapur umum.

    “Inovatif, industri dimanfaatkan, Bio Farma bikin PCR sendiri, buat ventilator. Lima ini yang kami pegang setiap hari sehingga kalau diapresiasi alhamdulillah kalau kurang baik kita perbaiki,” ujarnya.

    BACA JUGA: Menurut Survei, Pemprov Jawa Barat Paling Responsif Menangani COVID-19

    Dia mengaku, penanganan COVID-19 merupakan ujian kepemimpinan yang tidak perlu dirangking. Karena tiap konteks penanganan di daerah berbeda-beda kebutuhannya. Langkah yang diambil Pemerintah Provinsi Jawa Barat bahkan dinilai Emil sebagai upaya maksimal.

    “Untuk Jabar ini sudah paling pol. Tapi kan ukurannya tadi COVID-nya turun tidak ada gejojak, ini yang menjadi tantangan karena ketidakpastian ini ada,” katanya.

    Penanganan maksimal di tengah keterbatasan menurutnya harus dilakukan seorang pemimpin. Pihaknya tidak mau situasi terus memburuk dari darurat kesehatan, lalu darurat ekonomi hingga chaos.

    “Jangan sampai ada darurat ketiga sosial politik, penjarahan dan kerusuhan,” kata dia.

    Terkait kinerja dirinya dibandingkan dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Dia menjelaskan, menilai wajar jika hal tersebut muncul di sosial media. Namun di luar perdebatan warga di sosial media, Emil mengaku tidak ada urusan rivalitas diantara ketiganya.

    “Itu sunatullah, kami para pemimpin Pak Ganjar, Pak Anies, kalau ngobrol gak pernah baper. Pak Ganjar Pak Anies punya haters punya suporter saya juga ada, ada yang muji, mengkritisi. Nabi Muhammad saja manusia maksum hatersn-ya banyak karena gak mungkin menyenangkan semua manusia. Di Jawa Barat prinsipnya kita kerja maksimal, yang kurang kita perbaiki, ysng positif pertahankan,” tuturnya.

    (As)

    Berita Terbaru

    spot_img