spot_img
Rabu 8 Mei 2024
spot_img
More

    Cabor Aquatik Berpeluang Besar Dukung Jabar Pertahankan Juara Umum PON XX

    BANDUNG, FOKUSJabar.id: Cabang olahraga aquatik berpotensi besar menjadi penyumbang medali emas terbanyak bagi Jawa Barat pada gelaran PON XX tahun 2020 di Papua. Hal tersebut diungkapkan Ketua Harian Pengurus Provinsi (pengprov) Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI) Jawa Barat, M. Farhan.

    “Sebagai sebuah cabang olahraga, aquatik memang menjanjikan dominasi. Ketika kita bisa mendominasi di kolam renang, kita bisa dominan di sebuah multieven. Termasuk di PON XX tahun 2020 nanti,” ujar Farhan saat ditemui di sekretariat Pengprov PRSI Jabar, komplek olahraga Pajajaran, Jalan Pajajaran Kota Bandung, Minggu (8/3/2020).

    Farhan menuturkan, dalam olahraga terdapat tiga cabang olahraga induk. Yakni atletik, aquatik, dan gymnastik.

    Jika di tiga cabang olahraga ini Jabar mampu mendominasi, bukan tidak mungkin target mempertahankan juara umum di PON XX tahun 2020 di Papua pun bisa tercapai. Pasalnya, tiga cabang olahraga tersebut memperebutkan medali emas terbanyak.

    “Khusus di aquatik, potensi Jabar sangat besar. Aquatik Jabar selama ini mampu menunjukkan prestasi yang signifikan sebagai bukti keberhasilan pembinaan dan regenerasi atlet yang dilakukan. Prestasi yang sudah diraih merupakan bukti ‘motekarnya’ insan olahraga Aquatik Jabar dalam mengoptimalkan fasilitas yang dimiliki meski tidak ada yang istimewa dari fasilitas di Jabar,” terangnya.

    Selain itu, lanjut Farhan, cabang olahraga renang saat ini sudah mulai berkembang lebih baik. Tidak hanya merupakan cabang olahraga prestasi, tapi juga sebagai cabang olahraga rekreasi dan kesehatan.

    “Sport turism untuk cabor aquatik ini sudah berkembang, bahkan renang sudah jadi bagian terapi kesehatan. Jabar punya talenta ini sehingga kita punya peluang untuk mengembangkannya,” tambahnya.

    Terkait prestasi aquatik Indonesia di level internasional, Farhan menilai jika tingkat tingkat kompetitif atlet aquatik tanah air masih rendah di tingkat dunia. Untuk itu, harus sudah mulai diubah gaya pembinaan atlet di cabang olahraga aquatik ini.

    “Untuk saat ini, kita tidak bisa lepas dari teknologi dalam hal pembinaan atlet. Termasuk di renang. Bagaimana kita harus mulai menerapkan ‘rekayasa’ genetik bagi atlet aquatik ini sejak usia kanak-kanak. Aquatik ini tidak lagi didominasi ras kaukasoid atau kulit putih (Eropa) tapi ras Asia pun bisa mendominasi seperti yang sudah diperlihatkan Singapura, Philipina, China, maupun Jepang. Jadi mulai terapkan pembinaan sejak usia dini tanpa melupakan sentuhan teknologi,” tegasnya.

    (Ageng)

    Berita Terbaru

    spot_img