Jumat 10 Januari 2025

KONI Kota Bandung Akan Sampaikan Executive Review Terkait Hasil Indonesia di SEA Games 2019

 

BANDUNG, FOKUSJabar.id : Ketua Umum KONI Kota Bandung, Nuryadi mengaku diminta executive review terkait hasil yang diraih kontingen Indonesia pada ajang SEA Games 2019 di Filipina. Pada ajang multieven olahraga tingkat Asean tersebut, Indonesia finish di peringkat 4 dengan raihan 72 medali emas, 84 perak dan 111 perunggu.

“Kami sudah berkomunikasi langsung dengan salah satu staf ahli di Kemenpora dan meminta kami memberikan executive review sebagai bahan evaluasi hasil Indonesia di SEA Games 2019. Secepatnya akan kami siapkan berdasarkan pemantauan kami secara langsung di beberapa pertandingan SEA Games 2019,” ujar Nuryadi saat memberikan keterangan pada acara ‘Wartawan Bertanya, KONI Kota Bandung Menjawab’ di Ruang Konferensi Pers, Humas KONI Kota Bandung, Jalan Jakarta Kota Bandung, Rabu (18/12/2019).

Secara garis besar, Nuryadi menuturkan jika performa atlet sudah sangat maksimal di ajang SEA Games 2019. Namun pihaknya melihat, sisi kelemahan atlet Indonesia dari faktor fisik karena proses latihan sebagai persiapan menuju SEA Games 2019 yang terlalu singkat.

“Saya pribadi sempat berbincang dengan atlet yang berlaga di SEA Games 2019 dan mereka mengaku jika waktu efektif latihan untuk persiapan SEA Games 2019 itu hanya 3 sampai 6 bulan. Ini jelas optimalisasi latihan sangat kurang,” terangnya.

Selain itu, tidak adanya blue print pembinaan yang dikeluarkan pemerintah pusat menjadi program pembinaan atlet di Indonesia tak terarah. Setiap provinsi maupun kota/kabupaten akhirnya memiliki program pembinan masing-masing sesuai dengan inisiatif dan kreasi masing-masing daerah.

Untuk itu, pihaknya berharap ada blue print pembinaan olahraga yang disiapkan pemerintah pusat yang bisa diadopsi oleh setiap provinsi maupun kota/kabupaten. Baik oleh pihak Kemenpora maupun KONI Pusat. 

“Sebagaimana arahan dari Presiden Jokowi, setiap program yang disiapkan pemerintah di daerah itu harus selaras dengan pemerintah pusat dan harus memiliki target jangka panjang maupun menengah. Tapi saat ini tidak ada pegangan atau aturan baku yang bisa diadopsi mulai dari pusat hingga provinsi dan kota/kabupaten,” tambahnya.

KONI Kota Bandung pun akan mengusulkan pembenahan keorganisasian olahraga di Indonesia. Keberadaan KONI dan KOI sebagai induk organisasi olahraga di Indonesia, seakan-akan menjadikan ‘dua matahari’ dalam pembinaan olahraga di Indonesia meski memiliki tujuan yang berbeda.

“KOI maupun KONI itu kan memiliki objek yang sama yakni cabang olahraga dan atlet. Kita setuju jika hanya ada satu organisasi dalam pengelolaan olahraga di Indonesia, sehingga tidak ada kebingungan dalam pengelolaan olahraga,” tegasnya.

Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi KONI Kota Bandung, Mulyana menambahkan, bercermin kasus cabang olahraga hoki di SEA Games 2019, pembenahan organisasi olahraga menjadi hal yang mutlak dilakukan. Bagaimana pun juga, organisasi yang baik dan sehat akan berdampak terhadap pencapaian prestasi dari cabang olahraga bersangkutan.

“Pasca pemisahan KONI dengan KOI, kita bisa lihat bagaimana prestasi olahraga kita di level Asean, Asia, atau bahkan dunia. Terlebih beberapa induk organisasi olahraga di pusat pun mengalami dualisme atau bahkan trialisme kepengurusan. Bagaimana pun juga organisasi bisa memengaruhi prestasi,” pungkasnya.

(ageng)

Berita Terbaru

spot_img