“Dengan keterbatasan APBD yang kita miliki, kita terus upayakan (stadion) GBLA bisa dipakai dan jadi home base Persib. Kalau memungkinkan, bisa saja dikerjasamakan dengan pihak ketiga,” ujar Kepala Dispora Kota Bandung, Eddy Marwoto saat ditemui di ruang kerjanya, kantor Dispora Kota Bandung, Jalan Tamansari Kota Bandung, Senin (16/12/2019).
Tak hanya itu, pihaknya pun berkeinginan menjadikan kawasan stadion GBLA di Gedebage menjadi sport compleks. Tidak hanya stadion utama, namun beberapa sarana olahraga serta sarana pendukung lainnya hadir di kawasan tersebut.
“Selain stadion, juga ada sarana olahraga lain. Termasuk sarana pendukung lain seperti hotel hingga pendukung lain. Kawasan disana cukup ideal dan memungkinkan untuk dijadikan sport komplek layaknya Gelora Bung Karno (GBK) di Jakarta,” tegasnya.
Pembangunan stadion GBLA dilakukan dengan tujuan awal untuk kepentingan pembukaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX tahun 2016 serta home base tim Persib Bandung. Pembangunan stadion dengan kapasitas 38 ribu penonton ini menghabiskan dana sebesar Rp545 miliar dari APBD Provinsi Jabar dan APBD Kota Bandung.
Namun pasca digunakan untuk pembukaan dan penutupan PON XIX, stadion yang berlokasi di Rancanumpang, Gedebage, hanya beberapa kali saja digunakan tim berjuluk Maung Bandung. Bahkan stadion GBLA pun resmi tidak bisa digunakan setelah terlilit kasus dugaan korupsi yang menyeret pejabat di Pemkot Bandung ke hotel prodeo.
Hingga kini, kemegahan stadion GBLA pun hanya bisa dilihat dari kejauhan. Pemkot Bandung sendiri terus mencari upaya untuk memaksimalkan dan memanfaatkan stadion yang diharapkan menjadi kebanggaan warga Kota Bandung dan Jabar ini.
(ageng)
