GARUT, FOKUSJabar.id: Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), kini tidak hanya mencetak atau melahirkan lulusan, tetap mesti memperhatikan kebutuhan pasar kerja.
Hal itu kata Kepala SMK Al-Ghifari Banyuresmi, Kabupaten Garut, Hasan Taufan Rahman, sesuai dengan Instruksi Presiden (Inpres) No9 Tahun 2016 yang digulirkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tentang revitalisasi SMK.
“ Inpres No9 tahun 2016 mengubah pola pikir SMK yang sebelumnya hanya mencetak lulusan tanpa memperhatikan kebutuhan pasar kerja,” kata Hasan saat ditemui FOKUSJabar.id di ruang kerjanya, Selasa (12/11/2019).
Selain itu, sambung Hasan, SMK harus mencetak lulusan yang siap bersaing atau memenuhi pangsa pasar. Dengan begitu, bisa seiring sejalan dengan program yang digulirkan oleh pemerintah.
” Kami terus tingkatkan proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) agar semua lulusan handal dan siap bekerja,” ucap Hasan.
Hasan menyebut, SMK yang berada di bawah naungan Yayasan Al-Ghifari Karees, berdiri sejak tahun 2009. Hingga kini sudah melahirkan delapan angkatan.
” Alhamdulillah, kepercayaan masyarakat ke Yayasan Al-Ghifari cukup tinggi. Terbukti, banyak yang menyekolahkan ke TK, SD, SMP dan SMK Al-Ghifari,” imbuhnya.
” Kami memiliki sebanyak 420 siswa SMP dan SMK (980) yang terdiri dari 27 Rombongan Belajar (Rombel) dengan tenaga pengajar sebanyak 66 orang,” beber Hasan.
Hasan menambahkan, berikut beberapa jurusan di SMK Al-Ghifari Banyuresmi. Yakni, Administrasi Perkantoran, Akuntansi, Automotif, TKR, TSM, RPL dan Farmasi.
Lalu untuk sarana dan prasarana umum serta pendukung praktik terpenuhi. Tahun ini, pihaknya juga mendapatkan bantuan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat untuk Ruang Praktik Siswa (RPS).
” Kami terus memacu peningkatan kualitas pendidikan sekaligus memaksimalkan semua kegiatan ekstrakurikuler sesuai bakat dan minat para siswa,” tutup Hasan.
(Andian/Bam’s)
