spot_img
Senin 20 Mei 2024
spot_img
More

    Kemenkominfo Dorong UMKM Mengenal Marketplace

    BANDUNG, FOKUSJabar.id: Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) terus berupaya mendorong pelaku UMKM untuk segera mengenal marketolace.

    Melalui acara bertajuk ‘Grebeg Pasar UMKM Go Online’ di Kota Bandung, lebih dari 2 ribu pedagang menjadi target untuk bisa memiliki toko online di marketplace.

    Kepala Seksi Pengembangan dan Fasilitasi Platform Perdagangan Kominfo Puti Adella Elvina (Ade) menilai, sosialisasi, edukasi dan pendampingan langsung kepada pelaku UMKM paling efektif mengingat kesibukan para pedagang di kios mereka.

    “Kami menggelar acara di pasar-pasar untuk menjaring dan menciptakan kantung-kantung ekosistem baru di pusat perniagaan. Pada 17 Oktober hingga 2 November 2019, kami door-to-door ke enam pasar di Kota Bandung,” kata Adella di Pasar Sarijadi, Kota Bandung, Kamis (17/10/2019).

    Selama 12 hari, Direktorat Ekonomi Digital Kemenkominfo melalui melalui Relawan Pandu Digital akan melakukan sosialisasi, edukasi dan pendampingan pemanfaatan marketplace di enam pasar untuk menunjang pelaku UMKM berdagang.

    Dengan adanya ekosistem baru, Ade berharap akan memudahkan pemangku kepentingan melakukan pembinaan.

    “Saya berharap dari marketplace maupun dari dinas-dinas terkait segera melakukan pendampingan dan pembinaan, agar pelaku UMKM ini merasakan manfaat hadirnya platform digital yang lebih aman dan nyaman untuk berdagang,” lanjut Ade.

    Enam pasar yang menjadi target adalah Pasar Baru, Pasar Andir, Pasar Banceuy, Pasar Palasari, Pasar Cicadas, dan Pasar Kosambi. Selain menyisir pasar, para relawan juga menyebar ke pusat-pusat perniagaan lain untuk memaksimalkan waktu.

    Menurut dia, bergabungnya para pelaku UMKM di pasar-pasar ke marketplace akan membuka peluang baru berkembangnya pasar tradisional ke pasar digital. Tidak lagi hanya mengandalkan cara-cara konvesional, pedagang juga dapat aktif berdagang di kanal-kanal perdagangan secara elektronik (e-commerce).

    “Dengan berkembangnya pasar tradisional ke pasar digital, maka industri-industri lain juga akan mendapat keuntungan. Jasa pengiriman misalnya, platform pembayaran digital dan perlengkapan packaging sudah pasti akan tumbuh sebagai industri pendukung layanan belanja online,” kata Ade.

    Jika ekosistem ini benar-benar terwujud, pihaknya optimistis pasar tradisional tetap akan menjadi sentra perdagangan dua jalur, yakni offline dan digital. Dengan begitu, pelaku bisa meningkatkan akses pasarnya.

    Terlebih, adanya penurunan animo pasaran disebabkan adanya anggapan bahwa pasar online itu musuhnya offline. Padahal sebetulnya tidak.

    “Maka kita beri terobosan platform pembayaran non tunai, transaksinya bukan lagi uang cash, tujuannya supaya pasar dapat hidup,” kata Ade.

    Tidak hanya marketplace berskala nasional tapi juga marketplace lokal, seperti marketplace Tubasin dan Titiku. Perbedaannya, Kalau Tumbasin khusus bagi pasar tradisional.

    “Jadi kita menguhubungkan antara penjual, kurir dengan customer, customer atau pelanggan tidak perlu datang ke pasar, tapi cukup dianter oleh kurir, jadi dalam hal ini kita juga bekerjasama dengan jasa pengantar,” kata dia.

    Sedangkan marketplace Tubasin, tidak hanya menerima produk basar tapi juga kering.

    Ade menargetkan metode ini bisa mengalami peningkatan transaksi, dia mencontohkan salah satu pasar Kebun Kembang Bogor, di mana pedagang mendapat omzet Rp100 juta per bulan.

    “Harapan itu yang ingin dimunculkan setelah adanya ekosistem ini dari 2 ribu target pedagang di setiap pasar,” kata dia.

    Sementara itu Kepala Bidang Distribusi Perdagangan dan Pengembangan E-Commerce, Dinas Perdagangan dan Industri kota Bandung Meiwan Kartiwa sangat mendukung program yang di lakukan Kementerian Kominfo.

    Dia berharap, kesempatan yang di berikan Kementerian Kominfo tersebut mampu di manfaatkan secara optimal oleh para pelaku usaha.

    “Kami tentu saja mendukung kegiatan ini, dan kami juga berharap para pelaku usaha bisa memanfaatkan program ini secara optimal untuk pengembangan usaha mereka,” kata Meiwan.

    Instansinya membuka lebar pintu kerjasama berkelanjutan dengan Kementerian Kominfo untuk program pengembangan digitalisasi perdagangan. Terlebih, Pemkot Bandung saat ini tengah gencar membuka kemunculan wirausaha baru di setiap Kecamatan.

    “Ya tentu saja perlu kerjasama yang berkelanjutan, bukan hanya sesaat. Dan untuk pedagang yang sudah masuk online nantinya akan kami bina. Diantaranya kami berikan workshop dan pelatihan, dan tentu saja ada pendampingan sebagai antisipasi adanya persoalan teknis menyangkut sarana digital,” kata dia.

    (Yusuf Mugni/LIN)

    Berita Terbaru

    spot_img