spot_img
Kamis 2 Mei 2024
spot_img
More

    Emil Nilai PLN Jadi “Penyebab” Lambatnya Progres TPPAS Legok Nangka

    BANDUNG, FOKUSJabar.id: Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (Emil) menilai PLN menjadi salah satu penyebab lambatnya realisasi Tempat Pemilahan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Legok Nangka di Kabupaten Bandung.

    Seperti diketahui, TPPAS ini akan mengubah sampah menjadi listrik yang nantinya akan dijual ke BUMN tersebut.

    Emil mengatakan, saat menghadiri rapat dengan Presiden Joko Widodo terkait hal itu pada Selasa (16/7), PLN terlalu lama dalam membahas rencana tersebut meski peraturan presiden yang menjadi payung hukumnya sudah keluar.

    Harga jual yang akan ditetapkan dianggap belum sepakat padahal angkanya sudah keluar.

    “PLN masih mengkaji-kaji, padahal perpres sudah menyebutkan. Harga sudah dipatok 13,3 sen US Dollar per kwh,” kata Emil di Bandung, Rabu (17/7/2019).

    Seharusnya, kata dia, pembahasan hal-hal seperti ini tidak perlu dilakukan lagi sehingga nantinya tinggal dilaksanakan lelang investasinya.

    “Kemarin masih dibahas-bahas. Itu yang memperlambat PLTSA tipe yang menjadi listrik,” kata dia.

    Menurut dia, pembahasan terlalu lama seperti yang dilakukan PLN ini tidak terjadi pada TPPAS Nambo di Kabupaten Bogor yang mengubah menjadi bahan bakar untuk pembuatan semen.

    “Intinya hanya yang dijual ke PLN yang macet,” jelas Emil.

    Kendati begitu, Emil menyebut bahwa lelang investasi TPPAS Legok Nangka akan mulai dilakukan Agustus mendatang.

    Saat ini konsultasi rencana tersebut telah selesai dilakukan dengan JAICA (konsultan asal Jepang).

    Sekda Jabar Iwa Karniwa mengatakan, saat peminat lelang TPPAS Legok Nangka sudah banyak.

    Tetapi pihaknya akan hati-hati dalam melakukannya agar benar-benar mampu memilih teknologi yang terbaik.

    Selain memiliki teknologi terbaik, investor pun harus memiliki kemampuan finansial yang baik demi kelancaran pembangunan.

    “Kami melalui Dinas Lingkungan Hidup sudah menentukan persyaratan investor. Kita terbuka, tapi teknologinya harus waste to energy,” jelas dia.

    (LIN)

    Berita Terbaru

    spot_img