spot_img
Rabu 22 Mei 2024
spot_img
More

    Kekeringan, 1.682 Hektare Sawah di Jabar Alami Puso

    BANDUNG, FOKUSJabar.id: Sebanyak 1.682 hektare lahan pertanian padi di Jawa Barat mengalami puso pada musim kemarau ini. Jumlah itu tersebar di 12 kabupaten/kota dengan jumlah yang bervariasi.

    Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat Hendi Jatnika mengatakan, puso terjadi di beberapa daerah pertanian dengan jumlah paling banyak di Kabupaten Kuningan, yakni 654 hektare. Sedangkan lainnya seperti di Kabupaten Sukabumi 330 hektare, Garut 202 hektare, Cirebon 150 hektare, dan Cianjur 140 hektare.

    Selain karena musim kemarau, puso juga terjadi karena adanya sejumlah irigasi yang rusak. Akibatnya pengairan tidak maksimal karena terjadi retak-retak pada fisik irigasi, alhasil pengairan tidak sempurna.

    “Selain kemarau, lahan sawah pun kekeringan karena irigasi yang retak dan airnya tidak mengalir jauh,” kata Hendi dalam acara Japri, Selasa (9/7/2019).

    Hendi menjelaskan, puso di tahun ini mengalami peningkatan dibanding 2018. Saat itu, jumlah pusonya mencapai 2-3 persen dari total lahan persawahan yang ada, tahun ini mencapai 5 persen.

    Puso ini terjadi karena daerah persawahan yang tadah hujan, bahkan dalam dua bulan terakhir tidak teraliri. Kendati begitu, pihaknya optimistis jumlah puso di wilayahnya tidak akan betambah karena sudah tidak ada lagi petani yang menanam padi.
    Selain itu, pihaknya pun memaksimalkan pertanian agar area sawah yang ada tetap teraliri air.

    Salah satunya dengan melakukan pompanisasi pada sawah-sawah yang lokasinya cukup jauh dari irigasi. Pihaknya pun sudah berkoordinasi dengan TNI dan pihak-pihak terkait lainnya untuk mengatur pembagian air dari irigasi.

    “TNI turun untuk pengamanan air irigasi agar petani mendapat air yang merata. Jangan salah, pemerataan irigasi saat musim kering ini rawan,” kata dia.

    Dia optimistis musim kering ini tidak akan berdampak signifikan terhadap produksi padi. Dari target produksi 12 juta ton gabah kering, dia yakin bisa tercapai pada akhir tahun.

    “Dari 12 juta ton gabah, jadi padinya sekitar 8 juta ton. Kita optimis tercapai, karena sekarang saja produksi sudah 4 juta ton,” katanya.

    Kepala Bidang OP Dinas Pemeliharaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat Bambang Sumanta mengatakan, jumlah air di wilayahnya masih mencukupi hingga puncak musim kemarau pada Agustus mendatang.

    “Air cukup memenuhi, 2,4 milyar meter kubik,” kata Bambang.

    Dari jumlah tersebut, pemanfaatan untuk irigasi, air minum, dan industri mencapai 2,2 milyar kubik. Artijya masih memenuhi.

    Dia mencontohkan irigasi Waduk Jatiluhur di Kabupaten Purwakarta masih mencukupi untuk mengairi sawah di kawasan utara, seperti Cirebon, Indramayu, dan Subang.

    (LIN)

    Berita Terbaru

    spot_img