Kamis 12 Desember 2024

Jadi PTN di Era Aher, Unsika Terbesar di Pantura

KAB. KARAWANG – Setelah menjadi Perguruan Tinggi Negeri (PTN) sejak tahun 2014 lalu, Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika) terus membangun kawasan kampus baru dengan fasilitas lengkap dan memadai di atas lahan seluas 30 hektar.

Pembangunan kampus baru Unsika yang berlokasi di Jalan Lingkar Karawang Timur, diawali dengan pembangunan jembatan dan masjid. Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher), yang juga penggagas penegerian Unsika meresmikan jembatan yang menelan biaya hingga Rp 10 Miliar dari APBD Provinsi Jawa Barat itu.

Didampingi Bupati Karawang Cellica Nurachadiana dan Rektor Unsika Wayhudin Zarkasi, Aher juga melakukan peletakan batu pertama pebangunan Masjid Unsika, Selasa (27/2/18).

Masjid Unsika akan dibangun di atas lahan lima hektar, melebihi luas lahan dimana kampus Unsika saat ini berdiri. Dari tiga kampus yang diajukan untuk berubah status menjadi kampus negeri, yaitu Universitas Siliwangi (Unsil) Tasikmalaya dan Universitas Swadaya Gunung Jati (Unswagati) Cirebon, Unsika adalah kampus pertama yang berhasil dinegerikan pada 2014.

“Kampus ini akan menjadi lokomotif kemajuan pendidikan dan menjadi pengampu perguruan tinggi swasta di sekitarnya,” harap Aher dalam sambutannya.

Aher berjanji akan mengupayan anggaran sebesar Rp20 Miliar untuk pembangunan Unsika pada RAPBD Pemprov Jawa Barat 2019.

Dikatakan Aher, dengan pembangunan kawasan kampus baru, universitas yang saat ini mendidik 13 ribu mahasiswa ini akan menjadi kekuatan ilmiah baru yang akan merancang masa depan kawasan Karawang dan sekitarnya.

“Kita punya harapan ke depan di Jawa Barat kampus-kampus negerinya nambah. Daya tampungnya nambah. Pada saat yang bersamaan kemudian, kampus negerinya itu kita berharap punya tugas yang lain, yaitu mengampu kampus-kampus swasta, sehingga ke depan kampus swasta kualitasnya sama,” harap Aher.

Aher ingin meskipun Unsika hanya memiliki lahan 30 hektar, tapi memiliki fungsi efektif dan minimalis. Karena dengan luas lahan ini, gedung-gedung atau fasilitas kampus lain tidak dibangun secara berjauhan, sehingga akan membangun keakraban diantara para penghuni atau civitas akademika.

“Saya kira 30 hektar sangat memadai. Kampus Unsika ini harus bisa berfungsi sama dengan kampus yang punya luas lahannya lebih besar ketika berfungsi secara efektif dan minimalis, tetapi tidak sedikit pun kurang dalam melayani mahasiswa yang menjadi penghuni utama kampus ini,” ungkap Aher.

Menanggapi pembangunan Masjid Al Hadi, usulan nama masjid Unsika dari Aher, dia menuturkan bahwa masjid merupakan bagian penting dari sebuah kawasan kampus.

“Kita ingin membangun mahasiswa tidak hanya knowledge atau penguasaan Ipteknya, tapi pada saat yang sama juga nuraninya, kejiwaannya. Kita ingin ada hard skill dan soft skill sekalian,” papar Aher.

Unsika berdiri sejak tahun 1965. Ketika itu namanya Sekolah Tinggi Hukum Pangkal Perjuangan. Pada tahun 1982 berkembang menjadi sebuah universitas. Pada 2 Februari 2014 Unsika berubah statusnya menjadi perguruan tinggi negeri (PTN). Saat ini, Unsika mempunyai sembilan fakultas dengan 26 program studi, serta tiga program studi pascasarjana.

Sementar aitu Bupati Karawang Cellica Nurachdiana mengatakan penegrian Unsika oleh Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan akan selalu diingat oleh masyarakat Karawang.

“Ini (penegerian Unsika) akan selalu kami ingat. Ini amanah, kepercayaan bapak (Gubernur Aher) kepada seluruh masyarakat Kabupaten Karawang untuk kami jalankan sebaik-baiknya,” kata Cellica Nurachdiana dalam sambutannya.

Sementara itu, Rektor Unsika Wahyudin Zarkasyi mengungkapkan, pembangunan kawasan baru kampus Unsika akan dimulai pada 2020 mendatang. Dengan penegerian tersebut, Unsika pu mendapat bantuan APBN hingga Rp 25 Miliar per tahun.

“Walaupun bukan peletakan batu pertama kampus, dengan adanya jembatan maka kita bisa membangun 25 hektar kampus dan lima hektar untuk masjid. Rencana kita akan bangun delapan lantai,” tukas Wahyudin.

“Kampus kita ini nanti akan jadi kampus minimalis. Kalau PTN lain itu 100 atau 200 hektar. Dan total anggaran yang kita butuhkan dengan peralatannya mencapai Rp 2 Triliun,” pungkasnya.

Hampir sepuluh tahun memimpin Jawa Barat, Aher telah berhasil membangun lima kampus negeri dan dua politeknik negeri. Kampus-kampus negeri ini dibangun baik melalui program penegerian kampus swasta maupun melalui PDD (Program Studi Di luar Domisili). Kelima kampus negeri tersebut, yaitu: Unsil, Unsika, ITB Cirebon, IPB Sukabumi, dan Unpad Pangandaran, serta dua Politeknik Negeri di Subang dan Indramayu.

(DH)

Berita Terbaru

spot_img