PANGANDARAN, FOKUSJabar.id: Bupati Pangandaran, H. Jeje Wiradinata tak hentinya menundukan kepala seraya mengusap tetesan air mata sesaat jenazah Hj. Endah Surtinah tiba di rumah duka, Jalan Raya Cibenda, Parigi, Rabu (14/02/2018).
Sosok ibu juga tokoh dalam perjuangan pemekaran Kabupaten Pangandaran terus terkenang dalam benak Jeje, kini telah meninggalkan untuk selamanya.
Dimata Jeje, almarhumah adalah panutan masyarakat dan tokoh di Pangandaran. Tak hanya itu, dorongan motivasi tinggi almarhumah selalu menjadi dasar untuk berjuangan bersama membela masyarakat Pangandaran.
Jeje mengemukakan, saat itu Pangandaran sedang menghadapi pemilihan kelapa daerah pertama. Pada sore itu, persis pukul 17.30 wib, Jeje datang bersama tokoh lainya ke rumah kediaman H. Adang Hadari untuk maju di Pilkada waktu itu.
“Mah, bapak maju ulah. Mun maju kudu jeung saha, mun ceuk mamah ulah, bapak moal maju. Padahal, Kang H.Adang itu sebelumnya tidak ingin maju menjadi pemimpin Pangandaran. Akhirnya kita berjuang bersama, hingga menjadi pemimpin Pangandarah pertama,” kenangan Jeje sesekali mengingat kenangan itu.
Kemudian lanjut Jeje, almarhumah diketahui kesehatanya sering terganggu. Bahkan dalam keadaan sakit saja, almarhumah Hj. Endah selalu setia mendampingi suaminya dalam bertugas.
Jeje pernah mengingatkan H. Adang agar istrinya untuk istirahat mengingat kesehatanya mulai sakit-sakitan. Ada ungkapan yang terus terdengar di telinga Jeje, ketika ada sebuah permintaan almarhum mengajak “botram” setelah keadaan pantai Pangandaran bersih dari Pedagang Kaki Lima (PKL).
“Sebetulnya ada hal yang sangat terngiang dalam telinga saya, ketika almarhum ngajak untuk syukuran dengan makan bersama (botram) bila pantai bersih dari PKL. Keinginan itu belum terlaksana, sampai saat ini,” pungkasnya.
(Boip/DH)