BANDUNG,FOKUSJabar.id: Tresia Wulandari, Founder Jeta Eau de Parfume membuktikan bahwa kebutuhan pribadi bisa menjadi mesin penggerak bisnis yang berorientasi pada pertumbuhan.
Berangkat dari pengalaman sebagai karyawan bergaji UMR yang mendambakan parfum mewah, Tresia kini menakhodai merek parfum lokal yang tidak hanya berkualitas tinggi tetapi juga terjangkau.
BACA JUGA:
Menteri Mukhtarudin, Literasi Keuangan Jadi Bekal Pejuang Devisa Menuju Indonesia Emas
Kebutuhan Personal sebagai Inspirasi Bisnis
Ide mendirikan Jeta Parfum (yang sebelumnya bernama Jetaime Aussi) lahir dari sebuah dilema. Yakni bagaimana seorang perempuan dengan gaji UMR bisa tetap menikmati lifestyle dengan menggunakan parfum yang mewah dan berkualitas tanpa menghabiskan seluruh gaji.
“Dulu, aku adalah seorang karyawan yang gajinya UMR. Tapi pemenuhan gaya hidup perempuan itu pengen dong pakai parfum mewah, parfum bagus. Yang kalau misalnya gaji kita UMR, terus beli parfum dengan harga Rp2-3 juta, habis dong,” ucap Tresia Wulandari di Lapang Padel Scudetto, Kota Bandung.
Berangkat dari kebutuhan pribadinya, Tresia Wulandari menciptakan solusi. Yakni sebuah parfum berkualitas tinggi yang tahan lama. Namun dengan harga yang jauh lebih terjangkau.
Mengapa Parfum, Bukan Skincare?
Meskipun sempat terpikir untuk memulai bisnis skincare, Tresia memutuskan untuk fokus pada parfum. Alasannya sangat pragmatis dan berbasis risiko.
BACA JUGA:
Panduan Membawa Adaptor Colokan saat Bepergian ke Luar Negeri
Pertama karena minim risiko. Parfum memiliki masa kedaluwarsa yang lebih panjang dibandingkan skincare.
Di sisi lain, persaingan skincare yang luar biasa dan kebutuhan pemahaman farmasi mendalam karena produk bersentuhan langsung dengan kulit.
“Karena aku bukan basic dari farmasi. Jadi aku nggak mau bikin sesuatu yang memang sama sekali aku tidak tahu di ilmunya. Tapi kalau parfum, karena aku pecinta parfum,” ungkap Tresia.
Rebranding Menuju Jeta agar Easy Listening
Merek ini pertama kali diluncurkan pada tahun 2021 dengan nama Jetaime Aussi (artinya I love you too). Namun, semangat lokal dan perhatian pada konsumen mendorong perubahan besar.
“Nama Jetaime Aussi itu kan awalnya kiblatnya ke Paris. Tapi karena aku itu sangat concern sama semua kemauan customer. Yang katanya Jetaime Aussi itu susah penyebutan, susah penulisan,” jelas Tresia.
Untuk memudahkan konsumen lokal menghafal dan mencari produk, nama Jetaime Aussi di-rebranding menjadi Jeta yang merupakan singkatan dari nama sebelumnya.
Langkah ini menegaskan komitmen Jeta sebagai parfum lokal yang dekat dengan masyarakat Indonesia.
BACA JUGA:
Menko AHY Dinobatkan Sebagai Alumni Terbaik NTU Singapura
Tahan Lama dan Harga Rakyat
Keunggulan utama Jeta terletak pada formulasi dan harganya. Produk Jeta adalah Eau de Parfum (EDP) yang dikenal lebih tahan lama.

Jeta Parfum diklaim mampu bertahan 12 jam. Bahkan di saat berolahraga. Tresia menyarankan untuk menyemprotkannya langsung ke sportswear agar tetap percaya diri meski berkeringat.
Salah satu produk best seller-nya disebut memiliki aroma yang mirip dengan merek terkenal dari London. Namun Jeta hadir dengan versi yang lebih unggul.
Meskipun hadir dalam kemasan 50 ml yang elegan dan mewah (repackage), Jeta dipasarkan dengan harga di bawah Rp250.000, sangat jauh dibandingkan parfum mewah yang mencapai jutaan rupiah.
Mendunia dan Membuka Lapangan Kerja
Misi Jeta Parfum saat ini sangat ambisius. Selain ingin berekspansi ke mancanegara seperti Jepang, Korea dan Eropa secara masif (saat ini sudah ada di Malaysia dan Singapura), Tresia juga memiliki misi sosial.
“Misinya aku ingin membuka lapangan pekerjaan untuk siapapun yang mau gabung dengan tagline bisnis tanpa modal,” tegas Tresia.
Tresia menjamin dukungan penuh, termasuk modal. Bagi siapapun yang serius ingin menjadi reseller Jeta, menghilangkan hambatan klasik dalam memulai usaha.
Kolaborasi dan Padel
BACA JUGA:
Bupati Garut: Budaya sebagai Spirit Hidup dan Pilar Pariwisata Jabar
Dalam strategi pemasaran, Jeta Parfum memilih langkah modern. Keterlibatan Jeta dalam event olahraga Padel bukan tanpa alasan.
Tresia melihat Padel sebagai titik temu tiga unsur yang dibutuhkan: Padel, Influencer, dan Entrepreneur.
“Aku gabungkan ketiga unsur tersebut, dengan Padel, exposure orang ke produk aku itu akan langsung catch nih. Dan kenapa influencer? Ya sekarang kan influencer tuh the power of influencer luar biasa banget,” kata Tresia.
Dia menegaskan, Jeta sangat terbuka untuk bekerja sama dengan komunitas manapun. Mulai dari ibu-ibu arisan hingga komunitas olahraga.
(Alpin Septian)


