Kamis 12 Desember 2024

BMKG Imbau Masyarakat Kota Bandung Waspada Ancaman Bencana Gempa

BANDUNG,FOKUSJabar.id: Badan Meteorologi, Krimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandung mengimbau masyarakat Kota Bandung agar tetap waspada terhadap ancaman bencana gempa, apalagi di pemukiman padat penduduk.

Koordinator Bidang Data dan Informasi Geofisika BMKG Bandung, Virga Librian, mengatakan resiko bencana di pemukiman padat penduduk lebih tinggi. Sebab, masyarakat yang cukup padat ditambah dengan bangunan yang rapat

“Resikonya mungkin akan lebih tinggi karena mungkin masyarakat sendiri yang padat itu. Terlebih kondisi bangunan yang mungkin juga rapat, kalau misalnya seperti itu,” kata Virga Librian, di Balai Kota Jalan Wastukencana Kota Bandung Jabar Rabu (8/5/2024).

Virga menyebut, apabila terjadi gempa masyarakat dimbau agar segera mengevakuasi diri ke lapangan terbuka.

“Ketika terjadi gempa, mungkin kita harus tetap dulu di tempat. Kemudian kalau misalnya memang kita tahu kondisi bangunan tidak memungkinkan menahan goncangan yang kuat, sebisa mungkin kita langsung lari. Untuk melakukan evakuasi keluar, terutama ke tanah lapangan terbuka, kalau bisanya mungkin kita ke jalan. Tapi kita juga harus menghindari lalu lintas yang padat. Karena biasanya ketika terjadi bencana itu akan krodit, kita harus aman juga dari bahaya lalulintas seperti tertabrak dan lainnya,” ucapnya.

BMKG Bandung Jelaskan Langkah Sederhana Ketika Terjadi Gempa

Adapun langkah yang paling sederhana tanpa melibatkan pemerintah, menurut Virga bisa dengan swadaya masyarakat. Mulai dari tingkat RT hingga RW agar dapat menimbulkan kesadaran terkait bencana tersebut.

“Paling tidak menggunakan tanda yang di print untuk jalur evakuasi, titik kumpul, dan lain sebagainya. Itu mungkin bisa masyarakat kelola sendiri tanpa melibatkan pemerintah, jadi dari tingkat terbawah sendiri. Baik itu dari lingkungan keluarga, RT, RW hingga kelurahan itu harus ada literasi kebencanaan itu sendiri,”katanya.

Sementara itu, Peneliti Gempa Badan Riset dna Inovasi Nasional (BRIN), Edi Hidayat menambahkan, bencana gempa waktunya sangat cepat dan tidak bisa diperkirakan waktunya.

Oleh karena itu, Edi mengimbau masyarakat agar secepat mungkin untuk menghindari reruntuhan bangunan akibat gempa tersebut.

“Gempa itu karena waktunya tidak tahu, sehingga harus secepat mungkin, paling gampang yang pernah kami lakukan itu mitigasi non-struktural. Jadi penyampaian kepada masyarakat, entah lewat posyandu, pengajian, atau apapun, sehingga masyarakat makin peka,” katanya.

Maka dari itu, untuk meminimalisir terjadinya korban pihak kewilayahan setidaknya mempunyai peta dasar untuk jalur evakuasi dan titik kumpul.

“Yang kedua membuat infrastruktur yang sederhana. Minimal RT itu punya peta dasar, peta-peta dasar ada titik kumpul walaupun dia kecil. Tetapi dia relatif aman dari tiang listrik atau jatuhan benda yang lebih besar lagi,”ujarnya.

(Yusuf Mugni/Irfansyahriza)

Berita Terbaru

spot_img