CIAMIS, FOKUSJabar.id: Calon Wakil Presiden dari nomor urut 3, Mahfud MD mengatakan tidak akan menjadi ‘ban serep’ jika dirinya menjadi wakil presiden.
Ia menyampaikan pernyataan itu saat menjawab pertanyaan salah satu tamu undangan ketika dirinya mengunjungi pondok pesantren Al-Quran Cijeungjing Ciamis, Jumat, (15/12/2023).
BACA JUGA: Ponpes Al-Qur’an Cijantung Deklarasikan Dukungan Sebagai Barisan Lauhil Mahfud
Mahfud menyebutkan dirinya menjadi wakil dari calon presiden Ganjar Pranowo bukan berdasarkan keinginanya, melainkan diminta oleh Ketua Umum Partai yang mengusung pasangan nomor urut 03.
Saat itu, dirinya kaget dan meminta kesepakatan terkait hal demikian kepada Megawati ibu dari Ketua Umum PDIP Puan Maharani.
“Waktu itu saya bilang, bu kalau jadi wakil presiden saya minta satu hal untuk diberi tugas untuk membawah kendali Menkopolhukam,”kata Mahfud saat menjawab pertanyaan salah satu tamu undangan di Ponpes Al-Quran Cijeungjing Ciamis.
BACA JUGA: Di Ciamis Sandiaga Uno Kampanye Ganjar-Mahfud
Mahfud menyebutkan permintaanya itu agar akses yang membawahi Menkopolhukam bisa langsung ke Wakil Presiden karena dirinya sudah tau persoalan hukum didalamnya.
“Saat itu Ibu Mega bersedia dan mengatakan iya silahkan,” katanya.
Ia meminta tugas membawahi kendali Menkopolhukam agar memiliki tugas untuk mengatasi persoalan hukum dan korupsi di Republik Indonsia.
“Jadi nanti saya tidak akan jadi ban serep dan memiliki tugas yang jelas membawahi hukum serta pemberantasan korupsi,”tegasnya.
Selain itu, Mahfud MD menceritakan bahwa dirinya menjadi calon presiden dari pasangan Ganjar-Pranowo bukan atas dirinya yang menawarkan.
“Saya jadi cawapres diminta bukan menawarkan diri. Saya berpegangan kepada pedoman syariah menjadi pemimpin itu jangan rebutan,” kata Mahfud.
Akan tetapi saat itu, Ketua Umum dari 4 Partai Politik yaitu, PDIP, Perindo, Hanura dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mendatanginya.
“Anda diminta menjadi calon wakil presdien, saat itu saya kaget. Pa Mahfud itu sering kuliah kekampus-kampus dan rutin datang ke pesantren-pesantren meski tidak ada pemilu, Mungkin aspirasi masyarakat muncul dari itu,” katanya.
“Syariat itu jangan kamu suka minta-minta jabatan atau memburu-buru jabatan. Tapi kalau kamu diminta inshaa allah dalam setiap tugas yang dijalaninya akan di vantu oleh Allah SWT, nah disitulah maka setelah ditetapkan dan saya setuju tentu saya harus kampanye sesuai ilmu politik bersosialisasi sesuai ilmu sosiologi,” kata dia menambahkan.
Dalam kesempatan tersebut, Mahfud juga membahas terkait persoalan guru-guru madrasah yang belum merasakan kesejahteraan.
“Itu banyak guru madrasah, merek tidak mendapat perhatian apa-apa gajinya 3 ratus ribu sebulan dan kadangkala oleh madrasahnya di bayar 6 bulan sekali tapi guru guru ini mengabdi dengan pengabdian mencetak orang orang hebat seperti saya ini lulusan madrasah itu guru saya tidak dibayar waktu itu,” ucapnya.
Mahfud juga membahas akan mensejahterakan nasib orang-orang yang menjaga masjid atau sering dikenal dengan istilah Marbot.
“Kalo kita pikir pengabdian mereka iu luar biasa mereka menjaga masjid itu dengan iklas tanpa ada yang memkirkan hidup dirinya,” kata Mahfud.
“Inshaa allah itu sudah ada di program kita (Ganjar-Mahfud) untuk memberikan hak yang seharusnya di dapat oleh mereka,”pungkasnya.
(Budiana Martin/Anthika Asmara)