JAKARTA,FOKUSJabar.id: Komisi Pemilihan Umum (KPU) akan menggelar debat perdana pemilihan presiden (Pilpres) 2024 pada Selasa (12/12/2023). Adapun salah satu materi yang akan diangkat pada debat nanti adalah isu hak asasi manusia (HAM).
Direktur SETARA Institute, Halili Hasan, berharap masing-masing kandidat calon presiden (capres) tidak alergi untuk menyampaikan gagasannya terkait penyelesaian pelanggaran HAM, termasuk pelanggaran yang terjadi di masa lalu.
Ia mengatakan, isu HAM tidak boleh hanya menjadi isu yang bersifat formalitas untuk diangkat pada debat perdana nanti.
Halili mengatakan, berdasarkan data situasi HAM terutama hak sipil dan politik mengalami kemunduran jelang satu dekade pemerintah Presiden Joko Widodo (Jokowi).
BACA JAGA: Diperiksa di Bareskrim, Firli Bahuri Ogah Komentar
“Maka pendidikan hak asasi manusia bisa dilakukan melalui debat capres itu sehingga harusnya tidak ada istilah alergi terhadap isu hak asasi manusia dalam perdebatan capres,” kata Halili Hasan, Selasa (12/12/2023).
Lebih lanjut, Halili berharap isu-isu pelanggaran HAM masa lalu menjadi satu materi yang menarik yang akan diangkat oleh masing-masing kandidat capres. Namun kata dia semuanya sangat bergantung terhadap para panelis.
Ia menduga para panelis bisa saja menghindari untuk masuk ke pokok pembasahan ini di debat capres. Ia juga menduga para panelis tidak akan berani untuk mengangkat topik yang dinilai sensitif bagi kandidat tertentu.
Kendati demikian, dia tetap berharap isu pelanggaran HAM masa lalu tetapi diangkat pada debat perdana Pilpres 2024 nanti malam karena itu bagian dari pendidikan HAM.
“Kita berharap bahwa isu pelanggaran HAM masa lalu mestinya bisa masuk karena itu jadi bagian pendidikan HAM bagi publik kita,” ucapnya.
(Agung)