Kamis 12 Desember 2024

Turunkan Angka Stunting, Pemkot Hadirkan Bandung Tangkas Tangkis Tengkes

BANDUNG,FOKUSJabar.id: Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung meluncurkan program kegiatan Bandung Tangkas Tangkis Tengkes. Program tersebut sebuah gerakan mencegah dan meningkatkan kepedulian keluarga dalam pencegahan stunting.

​”Gerakan ini membutuhkan peran aktif masyarakat, khususnya yang menjadi sasaran. Kita bertekad untuk menciptakan SDM yang unggul di masa datang. itu semua harus diawali sekarang juga.

BACA JUGA: Deklarasi Jabar Anteng, Siap Hadirkan Pemilu Berkualitas

Untuk itu, saya berpesan supaya Bandung Tangkas Tangkis Tengkes ini bisa sukses, libatkan semua potensi yang ada di masyarakat untuk meningkatkan kepedulian dalam tumbuh kembang anak,” kata Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bandung, Ema Sumarna pada acara Bandung Cegah Stunting, di Cikapundung Riverspot, Jalan Ir. Soekarno Kota Bandung Jabar Sabtu (18/11/2024).

Menurutnya, banyak faktor penyebab masih tingginya angka stunting. Beberapa di antaranya, karena lingkungan yang tidak sehat, sanitasi yang buruk, serta gizi ibu hamil yang tidak tercukupi selama masa kehamilan.

BACA JUGA: ASN Pemprov Jabar Berkominten Netral dalam Pemilu dan Pilkada 2024

“Gerakan menangani stunting tidak bisa mandiri. Harus terbangun koletivitas, tidak cukup SDM institusi pemerintah, tapi butuh dukungan masyarakat,”ucapnya.

Ema mengungkapkan, di Kota Bandung pada tahun 2021, angka stunting berada di 26,4 persen. Sedangkan pada 2022, angka stunting Kota Bandung berada di 19,4 persen.

“Kalau dikonversikan jumlahnya ada sekitar 6.000 orang. Tahun ini kita optimis target 17 persen. Tahun depan diharapkan bisa mencapai target 14 persen,”ungkapnya.

Ema menyebut, penanganan masalah stunting perlu akselerasi yang optimal agar seluruh komponen terlibat.

“Bagian penanganan masalah stunting ini ada akselerasi. Tentunya harus lebih optimal dengan melibatkan berbagai komponen yang ada,”katanya.

Ema menambahkan, sebagai upaya di Kota Bandung terdapat 17.000 kader posyandu. Hingga saat ini tersebar di 2.000 posyandu.

“Di sana rutin ibu hamil hingga balita bisa kontrol. Misalnya timbang badan, makanan tambahan, objektifitas pengukuran,”pungkasnya.

(Yusuf Mugni/Anthika Asmara)

Berita Terbaru

spot_img