BANDUNG,FOKUSJabar.id: Saung Angklung Udjo bakal menggelar acara ‘Angklung Pride.’
Acara tersebut dalam rangka memperingati hari disahkannya Angklung sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO (16 November 2010).
Angklung Pride menyajikan berbagai inovasi dan inisiatif terkait perkembangan budaya angklung di masyarakat.
Salah satu tema yang akan diangkat pada perhelatan tahun 2023 “Angklung dan Pelestarian Lingkungan.”
“Kebetulan tahun ini Saung Angklung Udjo mendorong tujuh titik inovasi bagaimana angklung beririsan dengan budaya masyarakat secara luas,” kata Head of Business Depelovment Departement Saung Angklung Udjo, Satria Akbar, Kamis (9/11/2023).
Menurutnya, kegiatan Bincang Angklung ini merupakan rangkaian dari perayaan Angklung Pride ke-13.
“Jadi angklung pride itu perayaan bagaimana inovasi angklung terus berkembang di masyarakat,” imbuhnya.
Era modern ini, Satria menyebut mereka menerjemahkannya lebih luas. Semisal inisiatif apa saja yang diperbuat Saung Angklung Udjo agar berdampak pada pengelolaan.
Oleh karena itu, pihaknya berkerjasama dengan berbagai komunitas dan perusahaan. Mulai komunitas ngadaur dan octopus untuk membantu kelola sampah organik atau anorganik.
BACA JUGA:
Mobil Bus Alami Kecelakaan di Tanjakan Batununggul Ciamis
“Alhamdlulillah dengan konunitas ngadaur ini sudah berhasil kelola 7 ton sampah organik setiap bulannya. Dan sekarang dengan octopus dan forum RW sedang mencoba cari solusi untuk pengolahan sampah anorganik dengan harapan saung dan kawasan Cibenying Kidul sekitarnya bisa mereduksi sampah yang jadi masalah Kota Bandung,” ucapnya.
Tak hanya itu, pihaknya pun terus mengkampanyekan 3R (Recycle, redyce dan reuse) atau Kang Pisman (Kurangi, Pisahkan dan Manfaatkan).
“Kami diperkenalkan pula izifill, isi ulang (air) tanpa beli botol minum. Kemudian, kami ada pemisahan sampah terpadu, bagaimana bank sampah dilakukan. Inisiatif ini memang kami dorong agar sampah ini menjadi budaya kita dalam konteks lebih luas dan seni adalah penyambung komunikasinya,” ungkap Dia.
Dia menilai, kondisi terkini di Bandung banyak degradasi lingkungan yang cenderung memburuk. Sehingga mereka mengembangkan destinasi wisata baru bernama Udjo Ecoland yang berfokus mengelola aktivitas eco.
“Lokasi Udjo Ecoland 7 menit ke arah utara dari Saung Angklung Udjo. Di sana kami memiliki lahan yang bekerjasama dengan masyarakat sekitar. Dan jadi destinasi wisata baru,” ujarnya.
Satria menambahkan, Saung Angklung Udjo telah melakukan pengelolaan sampah mandiri sejak tahun 2013.
BACA JUGA:
Pemkot Tasikmalaya Bangun Kampung KB di 69 Kelurahan
Maka dari itu, pihaknya pun mengajak masyarakat untuk mengelola sampah bersama.
“Dalam satu bulan kami (Internal) sampah yang organik itu 2-3 ton. Tapi jika dicampur dengan sampah dari warga bisa mencapai 7 ton. Namun sampah anorganik belum kami hitung. Dan kami sedang mencoba memikirkan pengelolaan masalah sampah anorganik,” pungkasnya.
(Yusuf Mugni/Bambang Fouristian)