FOKUSJabar.id: Slow Travel, liburan adalah momen yang dinanti-nanti oleh banyak orang. Namun, seringkali liburan terasa terburu-buru dan padat dengan aktivitas yang membuat kita lebih lelah ketika pulang.
Ternyata, ada alternatif yang tengah menjadi tren di dunia perjalanan: “slow travel.” Apa perbedaan dari perjalanan biasa?
Menurut Phil Dengler, salah satu pendiri situs informasi perjalanan The Vacationer, slow travel lebih mengutamakan kualitas daripada kuantitas.
Ini adalah konsep perjalanan yang memungkinkan kita untuk merasakan destinasi dengan lebih dalam dan lambat, membenamkan diri dalam budaya lokalnya.
Vice president situs perjalanan Kayak, Paul Jacobs, menjelaskan bahwa slow travel melibatkan tinggal lebih lama di satu tempat dan benar-benar mengenal budaya setempat.
Data menunjukkan bahwa minat terhadap traveling ini semakin meningkat, dengan peningkatan hingga 10 persen dalam lama menginap di hotel pada tahun 2023 dibandingkan tahun sebelumnya.
Namun, traveling seperti ini tidak selalu berarti menghabiskan waktu yang lama di satu tempat. Ini adalah pendekatan meditatif untuk perjalanan, di mana kita hadir sepenuhnya dan menikmati pengalaman tanpa terlalu terburu-buru.
Baca Juga: Staycation Asik Cuaca Panas di Rumah Saja, Worth it Low Budget
Salah satu keuntungan besar dari slow travel adalah kesempatan untuk mengenal penduduk setempat, budaya, dan gaya hidup mereka dengan lebih mendalam dan autentik.
Ini menciptakan kenangan berharga yang akan kita bawa pulang dan bahkan mungkin menjalin persahabatan yang mendalam.
Slow travel juga merupakan cara yang baik untuk mengajarkan anak-anak tentang perbedaan budaya.
Dengan bermain di taman bermain lokal dan berinteraksi dengan anak-anak setempat, mereka akan menyadari bahwa ada banyak kesamaan di antara mereka, bahkan jika mereka berada di negara yang berbeda.
Selain manfaat sosial, juga memberikan keuntungan praktis. Dengan kurangnya perjalanan antar tujuan, penggunaan mobil yang lebih sedikit, dan ketidakterburuan untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain, memungkinkan kita menikmati perjalanan dengan lebih santai dan berfokus pada pengalaman itu sendiri.
Tidak ada aturan kaku tentang cara melakukannya, tetapi beberapa tips penting adalah membuat daftar itinerary yang pendek atau bahkan tidak ada.
Cobalah untuk memahami makna suatu tempat daripada hanya mencatat daftarnya. Jangan terlalu tergoda untuk melihat semua pemandangan dalam satu hari, dan pertimbangkan tinggal di losmen rumahan atau hotel yang jauh dari keramaian turis.
Slow travel adalah tentang melihat dunia dengan mata yang lebih dalam, menghargai pengalaman, dan menjalani perjalanan dengan lebih tenang.
Dengan perlahan mengeksplorasi dunia, kita dapat menemukan keindahan yang tersembunyi dan membuat kenangan yang akan kita simpan selamanya.
Jadi, ketika Anda merencanakan liburan berikutnya, pertimbangkanlah untuk memperlambat langkah Anda dan menjalani slow travel.
(Erwin)