Oleh: Soviyan Munawar
JAKARTA,FOKUSJabar.id: Setelah Partai Golkar dan PAN gabung dengan Gerinda dan PKB mengusung Calon Presiden (Capres) Prabowo Subianto, maka secara politik Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) telah bubar.
Terlebih, PPP sudah lebih dulu memberikan pilihan politiknya kepada Ganjar Pranowo sebagai Capres.
Kini tinggal kursi Calon Wakil Presiden (Cawapres) yang diperebutkan. Apakah Prabowo tetap memilih Cak Imin atau memilih Airlangga Hartarto?
BACA JUGA:
Kekompakan Anies Baswedan dan AHY di Kota Bandung, Isyaratkan Bacapres dan Bacawapres
Tentunya PKB akan sangat kuat untuk meminta komitmen politik Gerinda dan Prabowo agar Cak Imin menjadi Cawapres.
Namun Golkar sebagai pemenang suara ke-3 Pemilu 2019 akan melakukan negosiasi alot tentang posisi Cawapres untuk Airlangga.
Disisi lain PAN sejak awal mengusung Erick Thohir untuk Cawapres Prabowo atau Ganjar.
Hal menarik jika terjadi deadlock atau kebuntuan politik, tidak menutup kemungkinan bisa muncul sosok Gibran Rakabuming Raka sebagai tawaran alternatif Cawapres.
Hal tersebut kelihatannya ada jejak-jejak di mana isu usia syarat Cawapres yang sedang dibahas melalui mekanisme di Mahkamah Konstitusi (MK).
Di koalisi PDI-P, PPP, Hanura dan Perindo, Ganjar belum memastikan siapa Cawapresnya.
Kendati PPP awalnya mengusulkan Sandiaga Uno untuk Cawapres. Namun Ketua pemenangan Ganjar membantah hal tersebut.
Hal ini menjadi situasi yang sulit bagi Ganjar. Di mana partai besar dan menengah sudah berlabuh kepada Prabowo. Ditambah lagi kemana relawan Projo akan berlabuh menentukan dukungannya.
Di koalisi Perubahan dan Perbaikan, Anies Baswedan diminta segera bersikap serta mengumumkan siapa Cawapres pilihannya.
BACA JUGA:
Diusung Jadi Capres, Ini Kata Istri Ganjar Pranowo
Apakah Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Surya Paloh, Khofifah Indar Parawansa atau Yeni Wahid? Ini masih menjadi misteri.
Namun jika terjadi kesepakatan Surya Paloh dengan Jokowi untuk menentukan Cawapres Anies baswedan, maka bisa jadi Cawapres ditentukan oleh cawe-cawenya elit.
Bisa jadi Erick Thohir muncul menjadi Cawapres Anies Baswedan di luar dugaan. Dengan syarat dukungan penuh Nahdlatul Ulama (NU) pada Erick Thohir.
Hitungan kalkulasi menjadi sangat penting. Siapa yang memiliki popularitas, elektabilitas tinggi, memiliki kesiapan logistik pemenangan dan dukungan partai pengusung menjadi faktor penentu kemenangan.
Disituasi kondisi yang sangat dinamis, masih ada celah-celah perubahan konfigurasi koalisi.
PDI-P melalui Puan Maharani melakukan lobi-lobi kepada Partai Demokrat agar Ketua Umum (Ketum), AHY bisa bergabung koalisi. Atau bahkan bisa saja menawarkan kursi Cawapres.
Mungkin saja ada skenario dari pro keberlanjutan ingin satu kali putaran dengan koalisi besar. Yakni, Prabowo-Ganjar atau Prabowo-Puan untuk bisa menghadapi Anies Baswedan.
Skenario lain bisa saja terjadi, Erick Thohir atau Andika Perkasa menjadi pasangan Ganjar atau tidak menutup kemungkinan Khofifah menjadi pendamping Prabowo.
Kita lihat perkembangan politik selanjutnya.
(Penulis adalah Pengamat Politik asal Kabupaten Garut)