Rabu 11 Desember 2024

Mantan Bupati Tasikmalaya Sebut Kebijakan Bupati Ade Sugianto Terpopuler

MAKKAH,FOKUSJabar.id: Mantan Bupati Tasikmalaya dua periode, Tatang Farhanul Hakim (TFH) menegaskan, kebijakan Bupati Tasikmalaya Ade Sugianto dalam melayani jemaah haji 2023 di Arab Saudi, terpopuler dan patut diteladani.

Penanganan cepat yang dilakukan Bupati Ade Sugianto didukung Kemenag dan petugas haji Kabupaten Tasikmalaya dalam menyikapi situasi darurat yang dialami jemaah haji, sejatinya dibakukan sebagai standar pelayanan masa haji ke depan.

Menurutnya, pada situasi darurat dimana para jemaah haji asal Kabupaten Tasikmalaya dihadapkan dengan kesulitan mendapat pelayanan konsumsi dari pemerintah setempat, Bupati Ade Sugianto mengambil keputusan yang sangat tepat dengan menyediakan makanan bagi sekitar 1.600 jemaah haji.

BACA JUGA: Bupati Ade Sugianto Layani Jemaah Haji Obati Lapar Dan Dahaga

Tatang Farhanul Hakim yang juga bertugas sebagai pembimbing ibadah jemaah haji asal Kabupaten Tasikmalaya  ini, mengaku, jika dirinya tahu betul kondisi kedaruratan yang terjadi ketika pelayanan katering jemaah haji dihentikan sementara.

“Layanan katering jemaah haji dari pihak pemerintah setempat dihentikan pada H-1 wukuf plus dua hari setelah wukuf. Hal itu  karena seluruh jalur transportasi khususnya ke pemondokan jemaah haji di Mahbas di ditutup,” kata Tatang Farhanul Hakim, Senin (3/7/2023). 

Pada situasi seperti itu lanjut TFH, Bupati Ade Sugianto melakukan kebijakan strategis dengan memutuskan untuk menyediakan makanan bagi para jemaah haji. 

Sehingga terang dia, jemaah haji tidak perlu mencari restoran/warung makan dan mengantre. Atau bahkan mengalami situasi tersulit seperti kelaparan yang dialami jemaah haji asal Solo.

“Saat itu saya bertiga dengan Bupati dan Kepala Kemenag Kabupaten Tasikmalaya dan membahas soal kondisi yang terjadi. Akhirnya Bupati Ade Sugianto mengambil inisiatif untuk menyediakan makanan bagi para jemaah haji yang di dalamnya tidak sedikit dari kalangan lansia,” tutur TFH. 

Dia menambahkan, dalam situasi seperti itu, jemaah haji tidak bisa dipaksakan untuk memasak makanan sendiri. 

Sebab, lanjut dia, alat-alat memasak yang dibekal jemaah haji dari kampungnya masing-masing, sudah diamankan saat jemaah di embarkasi.

“Ada beberapa jemaah haji yang membawa beras. Mereka disini tidak bisa memasak, karena alat memasaknya pun sudah diamankan saat di embarkasi,” tutur TFH.

Lebih lanjut Tatang Farhanul Hakim menegaskan, inisiatif Bupati Ade Sugianto dalam mensiasati kesulitan katering bagi jemaah haji, dinilai langkah pertama di Indonesia. 

“Kebijakan bupati dalam kondisi darurat seperti ini, harus dibakukan dan menjadi standar pelayanan yang dilakukan seluruh pemerintah Indonesia untuk melayani para jemaah haji asal daerahnya di.kemudian hari,” ujar Tatang. 

Dia juga menyinggung soal ramah lansia. Dimana hampir 35 persen jemaah haji sudah lansia.

Dia berharap Pemerintah Indonesia bisa menerapkan kebijakan yang ramah lansia bagi para jemaah haji selama berada di Saudi Arabia. 

“Untuk Kabupaten Tasikmalaya, pelayanan kepada lansia ini sudah sangat baik dan luar biasa,” katanya.

Katering
Di bawah koordinator Tatang Farhanul Hakim, petugas haji Kabupaten Tasikmalaya tengah mempersiapkan pelayanan makanan bagi para jemaah haji.

Seperti diberitakan sebelumnya, Bupati Tasikmalaya Ade Sugianto mengambil langkah cepat untuk melayani seluruh jemaah haji asal Kabupaten Tasikmalaya yang kesulitan mendapat pasokan makanan.

Tak tanggung-tanggung, kebijakan Ade Sugianto orang nomor satu di Kabupaten Tasikmalaya ini, menyediakan makanan bagi sekitar 1.600 jemaah haji, untuk dua kali makan dalam sehari selama di pemondokan Mahbas Jin, Makkah. 

Hal itu dilakukan Ade Sugianto, menyusul  kebijakan pihak muassasah Saudi Arabia yang menghentikan pelayanan konsumsi bagi para jemaah haji sejak tanggal 25 Juni hingga 3 Juli 2023. 

Alhasil, ribuan jemaah haji asal Kabupaten Tasikmalaya ini tidak perlu ngantre di restoran atau kedai/warung makanan.

BACA JUGA: Monumen Soekarno, Pegiat Sosial Pertanyakan Keterlibatan Pemprov Jabar

Mereka mendapatkan paket makan dan minum untuk selama empat hari dengan jatah dua kali makan, pagi dan sore.

Berbeda dengan jemaah haji asal kabupaten/kota lainnya di Jawa Barat. Mereka harus mengantre membeli makanan menggunakan living cost dari pemerintah Indonesia.

(Farhan

Berita Terbaru

spot_img