JAKARTA,FOKUSJabar.id: Ketua Komisi III DPR, Bambang Wuryanto (Bambang Pacul), menjelaskan makna pin khusus yang kerap disematkan anggota parlemen di bajunya. Menurut Bambang, pin itu menandakan yang bersangkutan masih aktif menjadi anggota parlemen. Maka, segala hak dan penghormatan masih didapat anggota DPR tersebut.
Tetapi, kisahnya akan berbeda seandainya anggota parlemen itu gagal terpilih lagi di pemilu legislatif selanjutnya. Mereka sering kali tak dianggap lagi oleh sesama pejabat publik dan politisi.
Bambang Pacul menyebut, kenyataan pahit itu ia anggap sebagai ilmu kehidupan. Ilmu tersebut tidak akan didapat di buku-buku pelajaran sekolah.
“Kalau orang gak lagi terpilih menjadi anggota dewan, siapa yang mau dengerin? Kalau anggota DPR gak lagi terpilih berat, sebaiknya (praktikan) ilmu-ilmu kehidupan,” kata dia di program siniar Total Politik yang dikutip pada Sabtu (8/4/2023).
“Hari ini Bambang Pacul boleh disebut pejabat negara, kalau nanti gak jadi lagi ya ngaritlah (memotong rumput),” tutur dia, berseloroh.
BACA JUGA: Soal PK Moeldoko, Demokrat: Jenderal Tapi Begal Partai
Bambang mengatakan mantan atau pensiunan anggota DPR seandainya mendatangi gedung parlemen tak lagi mendapatkan perlakuan istimewa. Bahkan, kata dia, akan ditanya kartu identitas.
“Misalnya, nanti saya gak lagi jadi anggota dewan lalu datang ke acara polisi, ada upacara, dikasih tempat duduk di belakang. Kalau sekarang masih bisa duduk di sebelah Pak Kapolri. Tapi, kalau sudah gak pakai pin (anggota DPR), duduknya di belakang dan pojok. Itu selesai,” ujar politisi PDI Perjuangan tersebut.
Berbeda dengan pensiunan lain, kata Bambang, akan lebih dihormati. Seperti penisunan TNI atau Polri.
“Misalnya, Pak Agus Andrianto (Kabareskrim), sekarang pangkatnya Komjen bintang 3, bisa bintang 4. Kalau nanti pensiun, bintangnya gak akan dicopot, bos! Masih dipakai. Masih dipanggil jenderal. Pangkat itu kan dicapai bukan dengan upaya ecek-ecek,” kata dia, blak-blakan.
Agus pun seandainya pensiun nanti lalu ikut hadir di acara HUT Polri, kata Bambang, tetap akan mendapat keistimewaan dengan duduk di depan. Lantaran, pangkat komjen yang pernah diraih tidak akan luntur.
Begitu juga dengan pensiunan TNI, menurut Bambang, ketika mereka kembali ke instansinya, penghormatan tidak akan hilang. “Kalau anggota DPR, kasihan bos!” katanya.
Hal lainnya, kata Bambang, pejabat publik yang tengah berkuasa ibarat menunggangi harimau. “Kalau nanti turun dengan cara tidak baik-baik, kau akan dimakan macan itu,” tutur dia.
Tak hanya itu, menurut Bambang Pacul, politisi ketika turun jarang ada yang mengalami soft landing alias dengan cara baik-baik. “Rata-rata mereka turun hard landing,” katanya.
Ia pernah mendapat pesan dari mantan Ketua MPR, Taufik Kiemas, agar ia meninggal ketika masih memegang jabatan publik. “Sebab, yang melayat nanti masih banyak! Ini ilmu kehidupan,” tutur Bambang, kembali berseloroh.
“Bayangkan, almarhum Taufik Kiemas meninggal ketika masih menjabat Ketua MPR. Inspektur upacara pemakamannya langsung oleh presiden,” katanya, melansir IDN.
Bambang mengaku tidak melebih-lebihkan. Sebab, fakta yang sering ia saksikan di lapangan demikian adanya.
Bambang pun menyebut kini tengah berusaha mencari cara agar bisa pensiun dari dunia politik tanpa tersangkut kasus. Justru perjuangan itu, kata dia, jauh lebih sulit dibandingkan meraih kekuasaan tersebut.
“Kan usia pasti akan membatasi. Maka, sudah harus sadar diri kapan waktunya berhenti (jadi anggota DPR). Saya ingin soft landing,” ujar politisi yang sudah berusia 64 tahun ini.
Lantaran ingin mengejar cita-citanya agar bisa soft landing sebagai politisi, ia sudah meminta izin kepada Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, agar tak lagi dicalonkan jadi anggota Parlemen pada Pileg 2024.
“Mohon izin, Ibu, kalau bisa aku tidak lagi ditugaskan di Senayan pada 2024. Saya mau soft landing, kalau diizinkan,” kata Bambang, menirukan kalimat yang disampaikan kepada Mega.
Bambang menyampaikan permohonan izin itu ketika ditanya Mega terkait pemeriksaan medis menyeluruh (MCU). Dia menjelaskan 128 politisi PDIP di Senayan wajib mengikuti MCU seandainya dicalonkan lagi pada Pileg selanjutnya.
Namun, Megawati belum memberikan jawaban pasti atas permohonan Bambang tersebut. Dia hanya meminta agar Bambang tetap menjalani MCU.
“Karena kan nanti saya akan bekerja jauh dan muter-muter. Karena saya kan Ketua Badan Pemenangan Pemilu. ‘Tugasmu membutuhkan kamu sehat, maka kamu harus MCU’,” tutur dia, menirukan kalimat Mega.
(Agung)


