JAKARTA,FOKUSJabar.id: Isu reshuffle Kabinet Indonesia kembali ramai diperbincangkan seiring hadirnya Rabu Pon pada 8 Maret 2023.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, belum ada rencana untuk melakukan reshuffle Kabinet.
“Belum [soal isu reshuffle],” kata Jokowi dalam kunjungan kerja ke Bandung, Jawa Barat, Senin (6/3/2023).
Sebelumnya, Jokowi mengatakan hingga kini Zainudin Amali belum menyerahkan surat pengunduran diri sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora). Padahal, secara informal Amali sudah menyampaikan kepada Jokowi ingin mundur.
“Belum, belum, sampai saat ini belum ada surat ke Pak Mensesneg dari Pak Menpora. Belum ada,” ujar Jokowi usai membuka Rakornas BNPB di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat pada Kamis, 2 Maret 2023.
BACA JUGA: Laporan Diterima, KY akan Panggil Hakim PN Jakpus
Karena belum ada surat pengunduran diri, Jokowi mengaku belum menyiapkan siapa pengganti Zainudin Amali.
“Suratnya belum ada kok diganti,” kata dia, melansir IDN.
Ketua umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto, sudah mengajukan tiga nama untuk menggantikan Zainudin Amali sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga kepada Presiden Jokowi. Mereka adalah Ilham Permanan, Dito Ariotedjo dan Puteri Anetta Komarudin.
Konfirmasi itu disampaikan juru bicara Partai Golkar, Tantowi Yahya melalui telepon kepada IDN Times pada Selasa, 28 Februari 2023.
“Iya, tiga nama itu sudah diajukan ke presiden. Karena kan Presiden sudah minta. Jadi, otomatis ketum langsung kasih dong,” kata Tantowi.
Saat ditanyakan apakah ada nama Ketua DPD Partai Golkar, Ace Hasan Syadzily, Tantowi mengaku belum tahu. Lebih lanjut, menurut dia, menteri bertugas sebagai pembantu presiden.
“Jadi, sepenuhnya itu hak prerogatif presiden untuk memilih. Dari kami, Partai Golkar, kami akan mendorong nama itu. Kalau presiden nantinya tidak berkenan dan memilih nama lain ya itu hak presiden,” ujar dia.
“Bisa saja kan presiden memilih di luar dari tiga nama yang diajukan. Sampai sekarang kami belum tahu,” lanjut Tantowi.
Ia juga menyebut, pengajuan nama-nama tersebut didasarkan pada sistem meritokrasi yang berlaku di Partai Golkar. Saat dikonfirmasi apakah Zainudin akan mundur usai kembali dari dinas ke Jepang, Tantowi mengaku tidak tahu.
“Bisa jadi (yang bersangkutan mundur setelah dari sana),” ujarnya lagi.
(Agung)