BANDUNG,FOKUSJabar.id: Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, indeks toleransi warga Jabar dalam keberagaman sangat tinggi.
Berdasarkan riset ilmiah terhadap toleransi keberagaman, 90 persen warga Jawa Barat menerima dan toleran terhadap warga lain yang berbeda keyakinan.
“Tidak betul jiwa di Jawa Barat indeks toleransinya kurang,” kata Ridwan Kamil kepada wartawan. Selasa (24/1/2023).
Emil mengaku ia merupakan seseorang yang meyakini pemahaman secara ilmiah, jika merasa tidak yakin pasti pribadinya akan meriset sendiri.
“Hasil risetnya rata-rata di atas 90 persen menyatakan, orang Jabar tidak ada masalah dan mengizinkan warga yang berbeda keyakinan berada di wilayahnya bahkan hidup rukun,” katanya.
Toleransi yang kuat ini salah satunya saat warga Tionghoa berkunjung ke rumah dinas Gubernur Jabar untuk bersilaturahmi pada Senin malam tersebut.
Baca Juga: Ridwan Kamil Resmi Berlabuh Ke Partai Golkar
Ridwan Kamil dan jajaran pejabat Pemerintah Daerah Provinsi Jabar menyambut hangat kunjungan tersebut.
Sejumlah tokoh dan warga Tionghoa yang hadir di antaranya Ketua Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (Matakin) Jabar, Matakin Kota Bandung, Pemuda Konghucu Indonesia Kota Bandung, dan perwakilan dari sejumlah klenteng.
“Hadir pula Ketua MUI dan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Jabar,” ujarnya.
Pertemuan yang masih dalam suasana perayaan Tahun Baru Imlek 2574 Kongzili tersebut pun terlihat begitu meriah dengan penampilan kesenian khas Tionghoa Barongsai.
Ridwan Kamil menyebut bahwa masyarakat Tionghoa berperan penting dalam menanamkan nilai-nilai kebaikan, toleransi antar warga, dan mencegah bibit intoleransi dan ekstremisme.
“Mereka juga jadi aktor penting dalam menjaga kondusifitas wilayah,” ujarnya.
Ia pun mengajak tokoh masyarakat Tionghoa untuk berkontribusi membantu pemerintah menyosialisasikan berbagai program dalam mewujudkan visi Jabar juara lahir batin.
“Mari berkolaborasi dalam pembangunan dan bersinergi menjaga kondusifitas di Jabar,” katanya.
Dirinya optimis Jabar akan selalu terdepan karena itu dapat menjadi percontohan sebagai wilayah yang toleran dalam keberagaman.
“Harus jadi tradisi bahwa Jabar selalu terdepan dalam toleransi keberagaman,” tutupnya.
(Budjana Martin/Erwin)