BANDUNG,FOKUSJabar.id: UPT Pengelolaan Sampah Kota Bandung menyatakan, pengangkutan sampah dari kota Bandung ke tempat pembuangan akhir (TPA) Sarimukti Kabupaten Bandung Barat (KBB), mengalami kendala sejak awal tahun 2023.
Akibatnya, antrean truk sampah di gerbang masuk TPA Sarimukti mencapai empat kilometer. Bahkan, supir truk harus menginap untuk bisa membuang sampah.
“Dari 1 Januari 2023 perjalanan bolak-balik truk pengangkut sampah ke TPA Sarimukti berkurang karna ada kendala-kendala di TPA sendiri, bukan hanya terkait di dalam tapi terkait di TPA, ada kendala lintasan buang dan hal teknis lain,” kata Kepala UPT Pengelolaan Sampah Kota Bandung, Ramdani saat dihubungi Selasa (16/1/2023).
BACA JUGA: Atasi Kemacetan Masjid Al Jabbar, Dishub Kota Bandung Siapkan Personel dan Prasarana
Ramdani mengaku, mengalami kendala untuk mengangkut sampah ke tempat pembuangan akhir (TPA) Sarimukti Kabupaten Bandung Barat.
Dia menyebut, apabila hujan akses jalan di TPA Sarimukti licin dan berlumpur memperlambat gerak truk sampah membuang ke TPA. Dalam sehari, rit truk sampah bisa mencapai 230 per hari. Namun, sejak tanggal 1 hingga saat ini hanya mencapai 180.
“Ritase biasanya di sekitar 230 per hari tapi sejak tanggal 1, 180. Paling rendah tanggal 11 sampai 120 ritase tersendat di TPA,” ucapnya.
Kuota pengangkutan sampah ke TPA Sarimukti
Menurutnya, pengangkutan sampah per hari ke TPA Sarimukti dapat mencapai 1.300 ton. Namun, jika perjalanan bolak-balik pembuangan sampah ke TPA tersendat maka akan terjadi penumpukan.
“Gambaran normalnya 1.300 ton per hari kalau ritase berkurang 50 persen artinya ada sekitar 650 ton sampah di Bandung. Setengah ke angkut ke TPA dan setengahnya di dalam kota hari kedua dan nambah lagi hari selanjutnya akumulasi,” kata dia.
Ramdani menambahkan, pengangkutan sampah yang tersendat mengakibatkan terjadi penumpukan di TPS-TPS di Kota Bandung. Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan sendiri mengimbau ke kewilayahan untuk menahan sampah tidak membuang ke TPS sementara.
“Kita berstrategi di Kota Bandung, kan ada istilah TPS yang ada bangunan dan ada di pinggir jalan atau titik kumpul. Kita utamakan di titik kumpul karena khawatir di pinggir jalan rute ini tidak enak dipandang,”pungkasnya.
(Yusuf Mugni/Agung)