BANDUNG,FOKUSJabar.id: Pengurus Provinsi (Pengprov) Persatuan Baseball Softball Amatir Seluruh Indonesia (Perbasasi) Jawa Barat mengakui jika prestasi softball Jabar sedang dalam kondisi terpuruk. Dalam dua gelaran terakhir PON, tim softball Jabar gagal meraih medali.
Ketua Pengprov Perbasasi Jabar, Achmad Nugraha Juanda mengatakan, terakhir kali softball Jabar meraih medali yakni pada gelaran PON XVIII tahun 2012 di Provinsi Riau. Saat itu, tim softball putri Jabar hanya mampu meraih medali perunggu.
“Setelah itu, softball Jabar paceklik medali. Baik di PON XIX tahun 2016 saat menjadi tuan rumah maupun di PON XX tahun 2021 lalu di Papua, kita gagal meraih medali. Jadi prestasi kita luar biasa dibawah,” kata Ketua Perbasasi Jabar yang akrab disapa Kang Dada usai pembukaan kejuaraan softball putra-putri ‘Piala Gubernur Jabar 2022’ di lapangan softball Lodaya, Kota Bandung, Minggu (12/6/2022).
Untuk itu, lanjut dia, pihaknya meenggaungkan hashtag bangkit, kuat, ngahiji, dan kahiji. Melalui hashtag tersebut, diharapkan kebangkitan softball maupun baseball Jabar kembali ke masa kejayaanya.
“Kita harus bangkit, setelah bangkit kita kuat, kalau udah kuat harus ngahiji karena jabar itu gede. Di kejuaraan Piala Gubernur Jabar 2022 ini, ada sembilan kota dan kabupaten yang ikut dengan jumlah atlet ratusan. Jadi kita harus bersatu dan sadar kalau prestasi Jabar saat ini gak ada apa-apanya. Kedepan kita harus gebrak,” Kang Dada menegaskan.
BACA JUGA: Philipina Boyong 1 Gelar Juara Indonesia Sambo Series 2022, Jabar Raih Lima Emas
Melalui kejuaraan Piala Gubernur Jabar dengan dukungan Pemerintah Provinsi Jabar melalui Dispora Jabar, kata dia, menjadi awal untuk bangkitnya softball Jabar. Kejuaraan kali ini, akan menjadi salah satu cara bagi Perbasasi Jabar dalam melakukan inventarisasi pemain.
“Jadi kita tahu pemetaan pemain, seperti apa para atlet kita ini dan mengetahui kekurangan maupun kelebihan dari masing-masing pemain. Dari situ, kita akan siapkan program untuk mencapai target juara di PON XXI tahun 2024,” dia menambahkan.
Kang Dada mengaku jika banyak pelajaran berharga dari kegagalan meraih medali di dua gelaran PON terakhir. Salah satunya pembajakan atlet-atlet Jabar ke provinsi lain di setiap jelang gelaran PON digelar.
“Jabar itu sebenarnya gudangnya atlet, namun pembajakan pemain kerap terjadi jelang PON. Bahkan kita sendiri kalah oleh atlet-atlet yang justru asal Jabar tapi membela provinsi lain di PON,” kata dia.
Untuk itu, salah satu program selanjutnya yang akan disiapkan Perbasasi Jabar yakni pencegahan terjadinya pembajakan atau mutasi atlet Jabar ke provinsi lain. Sehingga atlet-atlet terbaik dan nomor satu di Jabar harus tetap berada di Jabar dan menjadi komposisi tim utama. Selain membentuk tim utama, pihaknya pun akan membentuk tim-tim pelapis sehingga persaingan diantara atlet akan tetap terjaga.
“Tinggal kita pikirkan pembiyaannya seperti apa, kalau pelatda kan biasanya ada budget dari KONI Jabar. Tapi kalau tim pelapis, kita harus cari. Hingga hari H, kita akan tetapkan by name siapa saja yang akan menjadi wakil Jabar di PON XXI. Semoga ini bisa mencegah mutasi atlet asal jabar ke provinsi lain, karena sebenarnya Jabar mampu untuk menjaga atlet-atlet ini. Kita sudah terlalu sering dipusingkan dengan mutasi atlet, bikin capek,” dia mengatakan.
BACA JUGA: Piala Gubernur Jabar 2022 Harus Jadi Titik Awal Kebangkitan Softball Jabar
Dari sisi pelaksanaan kejuaraan, Kang Dada mengaku akan menyiapkan program kompetisi bagi atlet secara berjenjang dan berkesinambungan. Selain itu, akan juga digelar kompetisi yang melibatkan senior-senior softball Jabar hingga para mantan-mantan atlet Jabar.
“Atlet softball Jabar itu kan beragam usianya, mulai dari usia 18 sampai 40 tahun juga masih ada dan aktif. Rencananya kita akan membuat kejuaraan yang memang mengakomodri semua umur, karena adik-adik yang nanti akan tampil di PON perlu dukungan dari seniornya jadi akan kita pertemukan dalam satu game,” dia menegaskan.
(Ageng)