BANDUNG,FOKUSJabar.id: Murai Batu Muda Hutan adalah burung hasil tangkapan di hutan. Tentu cara merawatnya pun berbeda dengan burung ternak.
Jika Anda berencana memelihara Murai Batu Muda Hutan harus tahu ilmunya. Kesalahan dalam merawat bisa menyebabkan burung stres.
BACA JUGA: 5 Fakta Unik Burung Murai Batu
Berikut tips merawat Murai Batu Muda Hutan:
- Pilih Sangkar yang Tepat
Langkah pertama untuk membantu Murai Batu Muda Hutan agar cepat beradaptasi, gunakan sangkar yang tidak terlalu besar.
Selama masa adaptasi, kerodong sangkar Murai sekitar seminggu. Jika terlihat aktif dan sudah beradaptasi, lepas kerodongnya.
- Jangan Dimandikan
Murai Batu Muda Hutan cenderung lebih agresif dan tidak terbiasa dengan kehadiran manusia. Untuk itu, jangan langsung dimandikan. Artinya, biarkan si burung mandi sendiri.
Caranya, masukkan wadah atau cepuk yang sedikit besar ke dalam sangkar dan biarkan burung mandi sendiri.
- Berikan Pakan Ekstra
Burung Murai Batu Muda Hutan biasanya kurang menyukai voer. Berikan pakan ekstra seperti kroto, ulat hongong dan Jangkrik selama beberapa hari.
Berikan air bersih untuk minumnya. Sesekali bisa diberikan sedikit vitamin di air minum Murai.
- Peletakan Sangkar
Salah satu cara merawatnya agar tidak mati, gantungkan sangkar di tempat yang tinggi, sepi, sejuk dan jauh dari keramaian.
- Waktu Penjemuran
Pada tahap penjinakan, batasi waktu penjemuran. Pagi hari selama beberapa menit.
- Pemasteran
Terapi Murai Batu Muda Hutan agar cepat bunyi dan menghasilkan kicauan khasnya, maka Anda bisa melakukan pemasteran agar cepat jinak dan gacor.
BACA JUGA: 3 Penyebab Burung Murai Batu Berhenti Berkicau
Ciri Murai Batu Muda Hutan Stres dan Cara Mengatasinya:
- Lesu
- Bulu Menggembung
- Tidak Nafsu Makan
Penyebab burung stres saat proses adaptasi yaitu perubahan lingkungan/habitat, keramaian dan sirkulasi udara yang kurang tepat.
Beberapa cara untuk menenangkannya, letakkan sangkar di tempat yang sepi dan sejuk. Selain itu, Anda juga bisa memberikan obat atau vitamin.
BACA JUGA: 10 Manfaat Cacing Tanah untuk Murai Batu
Perlu kesabaran dan waktu yang cukup banyak untuk menjinakkan burung dan membuat kicauannya menjadi gacor.
Ciri-ciri spesifik Murai Batu Medan Muda Hutan:
- Burung jantan memiliki tubuh besar dan lebar, ekor panjang dan lebar, kaki panjang dengan sisik agak sedikit kasar, paruh panjang kokoh serta agak tebal.
- Bulu-bulunya tidak begitu kasar, bulu putih di punggung melebar dan bulu hitam lebih berkilau (terutama pada batasan antara bulu hitam dan coklat).
- Burung betina memiliki ciri sebaliknya. Tubuhnya lebih kecil, kepala kecil dan agak membulat, ekor pendek dan kecil, kaki pendek dengan sisik yang lebih halus, paruh pendek tipis dan agak melengkung.
- Bulu putih dipunggung lebih sempit, sedangkan bulu hitam ditubuhnya terlihat sedikit kusam agak keabu-abuan. Terutama pada batasan bulu hitam dan coklat.
- Di bagian badannya terdapat tanda bercak-bercak bulatan berwarna putih. Biasanya bercak putih tersebut terdapat di sekitar pangkal ekor dan pangkal paha kaki yang mendekati ekor.
- Pada umumnya Murai Medan Muda Hutan memiliki kemampuan untuk membuka tutup ekor putihnya seperti kipas. Namun dengan gerakan yang dinamis serta cepat.
- Meski masih muda, memiliki suara kicauan yang jelas, vocal suara dasar suara Murai ini terdengar besar (ngebas) dan keras.
Sebelumnya FOKUSJabar mengabarkan, mememelihara burung kicauan merupakan kesenangan tersendiri bagi sebagian besar pecinta burung kicau.
Salah satu perawatan yang sering diberikan untuk burung kicauan yaitu terapi pengembunan.
Manfaat terapi pengembunan untuk burung kicauan ini cukup banyak.
Pengembunan burung di tempat terbuka yang langsung menghadap ke langit sangat baik untuk kesehatan dan membuat suasana burung menjadi lebih mirip dengan keadaan hidup di alam bebas.
Tujuan lainnya, menyehatkan bulu dan mengkilap serta suara yang nyaring karena mendapatkan udara yang segar sebelum kena polusi.
(Bambang Fouristian/berbagai sumber)