Kamis 12 Desember 2024

PMK Hantui Penjualan Daging Sapi di Pasar Singaparna

TASIKMALAYA,FOKUSJabar.id: Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada sapi dan kerbau berdampak besar pada penurunan omset penjualan daging sapi di Pasar Singaparna, Tasikmalaya.

Salah seorang pedagang daging sapi  di Pasar Singaparna, Hj Nunung (45) mengatakan, dampak PMK sangat dirasakan terhadap pembelian. Dari beberapa orang calon pembeli, rata-rata bersikap over selektif.

“Karena ada PMK, selain memastikan kesegaran daging, mereka juga bertanya asal kota hewan tersebut,” kata Hj. Nunung, Selasa (17/5/2022).

BACA JUGA: KORMI Libatkan 5 Induk Organisasi Tasikmalaya Di FORPROV Jabar

Dia mengaku, belum terdampak secara signifikan terhadap omset penjualan. Namun karena situasinya berbeda, pembeli seperti dihantui PMK terhadap kesehatan manusia.

Padahal berdasarkan informasi yang dia terima, PMK tidak berpengaruh terhadap kesehatan manusia jika dikonsumsi secara baik dan benar dalam memasak.

“Untuk omset penjualan, hingga hari ini masih terbilang stabil. Demikian juga soal harga, yaitu kisaran Rp130 ribu hingga Rp140 ribu. Harga sebelum ramai PMK di Rp160 ribu,” dia menambahkan.

Jika situasi PMK ini tidak segera dapat dikendalikan, Nunung khawatir akan berimbas kepada bisnis penjualan daging sapi di pasar Singaparna ini yang menyebabkan terus merosotnya omset.

Sementara penjual daging sapi lain di pasar Singaparna, Wawan (38) mengaku, dampak PMK  sudah sangat dirasakan terhadap penjualan.

“Biasanya saya menjual sebanyak 100 kilogram, tapi kini hanya di kisaran 60-75 kilogram per hari,” kata Wawan.

BACA JUGA: 20.896 Peserta Ikuti UTBK SBMPTN 2022 di UPI

Akibat menurunnya jumlah penjualan, lanjut Wawan, jelas sangat berpengaruh terhadap omset.

“Cukup berat bagi kami yang menggantungkan hidup dari hasil penjualan daging sapi,” Wawan menegaskan.

(Farhan/Ageng)

Berita Terbaru

spot_img