BANDUNG,FOKUSJabar.id: Langkah Elon Musk mengakuisisi Twitter justru mendapatkan gugatan yang dilayangkan pengelola dana pensiun di Florida, Amerika Serikat, Orlando Police Pension Fund ke pengadilan Delaware Chancery Court. Pengusaha kelahiran Pretoria, Afrika Selatan, 28 Juni 1971 ini, diminta untuk menunda akuisisi perusahaan media sosial tersebut baru-baru ini.
Seperti dikutip Tempo.co dari Reuters, Orlando Police Pension Fund menilai, berdasarkan undang-undang Delaware, Musk tidak bisa menyelesaikan peralihan ini sampai 2025. Terkecuali, dua pertiga pemegang saham yang tidak dimilikinya setuju.
Gugatan tersebut menyatakan jika Elon Musk adalah ‘pemegang saham yang berkepentingan’ setelah menguasai lebih dari 9 persen saham Twitter. Untuk itu, CEO Tesla ini pun diminta menunda akuisisi Twitter.
Dalam gugatan disebutkan, Elon Musk dan Twitter diminta menunda penyelesaian akuisisi sampai 2025. Direktur di Twitter pun dianggap melanggar kewajiban fidusia (fiduciary duties) dan penggantian biaya hukum.
Pengelola dana pensiun itu pun menuntut Twitter dan direksinya. Termasuk CEO Parag Agrawal.
Terkait gugatan tersebut, belum ada komentar dari pihak Twitter maupun Elon Musk. Baik pihak Twitter maupun pengacara Elon Musk, tidak menjawab pertanyaan terkait kasus ini.
BACA JUGA: Thomas & Uber Cup 2022, Indonesia Raih Kemenangan Perdana
Seperti diketahui, Elon Musk membeli platform media sosial itu seharga US$44 milyar atau setara sekitar Rp635,8 triliun (kurs Rp 14.450 per dollar AS). Selain itu, Musk pun mendaftarkan sejumlah nama investor terkenal yang siap menyediakan dana sebesar US$7,14 milyar untuk membeli Twitter.
Diantaranya salah satu pendiri Oracle, Larry Ellison dan Sequoia Capital. Bahkan Larry Ellison yang juga anggota dewan di Tesla dan teman dekat Musk, telah berkomitmen memberikan US$ 1 milyar untuk pendanaan tersebut.
Selain itu, ada juga nama investor Arab Saudi, Pangeran Alwaleed bin Talal. Talal dikabarkan sudah setuju untuk menyerahkan dana sebesar US$ 1,89 milyar sahamnya ke dalam kesepakatan investasi.
“Senang bisa terhubung dengan Anda teman ‘baru’ saya @elonmusk … Kingdom Holding Company dan saya berharap untuk menyerahkan ~$1,9 miliar kami di Twitter ‘baru’,” tulis Alwaleed dalam tweet-nya seperti dikutip Reuters, Jumat (6/5/2022).
Investor lain yang disebut-sebut berminat mendanai Twitter adalah perusahaan crypto Binance, perusahaan taipan real estat yang berbasis di New York milik Steven Witkoff dan DFJ Growth IV Partners. “Kami berharap dapat berperan dalam menyatukan media sosial dan web3 serta memperluas penggunaan dan adopsi teknologi kripto dan blockchain,” kata CEO Binance, Changpeng Zhao.
Elon Musk sendiri dikenal sebagai salah satu pengguna aktif media sosial Twitter dan kerap secara terbuka mengungkapkan pendapatnya tentang platform media sosial tersebut. Jauh-jauh hari sebelum ‘membeli’ twitter, Elon Musk pernah menyatakan jika ia menyukai media sosial itu.
“Saya suka Twitter,” cuitnya pada 22 Desember 2017.
Tweet CFEO Tesla itu pun mendapatkan balasan “Sama” dari CEO Jack Dorsey saat itu, serta balasan dari pengguna yang menyarankan agar dia membelinya.
“Berapa harganya?” cuit Musk saat itu sebelum dia secara resmi mengajukan tawarannya.
Usai membeli platform media sosial itu, saat ini, Elon Musk disebut-sebut telah mengangkat dirinya sebagai CEO sementara Twitter. Ia pun dikabarkan akan menunjuk pengganti permanen untuk menggantikan CEO Twitter sebelumnya, Parag Agrawal.
(Ageng)